About Me

Pages

About this blog

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Followers

Jumat, 14 Juni 2013

PostHeaderIcon RESENSI BUKU PEDAGOGI, ANDRAGOGI, dan HEUTAGOGI


Mengingat buku ini merupakan buku pegangan wajib selama saya mengambil mata kuliah Pedagogi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya tertarik untuk meresensi buku ini. Semoga hasil resensi saya berguna untuk teman-teman semuanya...

JUDUL                           : Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi
PENULIS                        : Prof. Dr. Sudarwan Danim
PENERBIT                      : Alfabeta Bandung
TAHUN TERBIT               : Juli 2010
JUMLAH HALAMAN         : 172 Halaman
JENIS BUKU                   : Ilmu Pengetahuan
NO. ISBN                       : 978-602-8800-07-5

ISI:
Buku Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi berisi pengetahuan tentang teori-teori Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi dalam dunia pendidikan. Buku ini juga menjawab berbagai masalah dan fenomena pendidikan yang sedang marak-maraknya terjadi. 

KELEBIHAN:
- Buku ini memiliki teori-teori yang sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari khususnya dunia pendidikan
- Buku ini termasuk tipis untuk kategori Buku Ilmu Pengetahuan, sehingga para pembaca tidak akan 'malas duluan' sebelum membaca
- Dalam buku, terdapat ilustrasi bagan teori yang sangat memudahkan pembaca untuk memahami teori yang dimaksud.
- Warna sampul buku ini cukup menarik, perpaduan warna merah dan kuning. Menjadikan buku ini menarik untuk dibaca

KEKURANGAN:
- Buku ini dijilid dengan kualitas lem yang kurang baik, sehingga jika tidak hati-hati merawatnya, halaman dalam buku ini akan terlepas di beberapa bagian.
- Bahasa yang digunakan masih bertele-tele dan belum langsung pada intinya. Saya pribadi harus membaca 2 hingga 3 kali pada kalimat-kalimat yang agak rumit.
- Gambar cover buku ini terlalu standar, menurut isinya yang menggambarkan dunia pendidikan, harusnya buku ini bergambar yang lebih menarik pula.

Kamis, 13 Juni 2013

PostHeaderIcon Karaoke = Katarsis ?

"Karaoke-an yuk, pengen katarsis nih!" 

Kalimat ini pasti sering temen-temen denger dalam pergaulan anak muda zaman sekarang. Sebenarnya apa sih katarsis itu? Dan apa pula hubungannya dengan karaoke?
Untuk menjawab pertanyaan ini, yuk kita intip satu-satu dulu penjelasannya...

Apa itu Katarsis?
Katarsis adalah peluapan emosi secara tiba-tiba atau klimaks yang mengkonstitusi perasaan yang meliputi kesedihan, kegembiraan atau perubahan ekstrim emosi sebagai hasil dari pengulangan perbaikan dan pembaharuan kehidupan. Istilah Katarsis juga sering digunakan dalam bidang psikologi, istilah ini dikenalkan oleh Bapak Psikoanalisa, yaitu Sigmund Freud. Katarsis menjadi salah satu terapi yang diyakini Freud mampu menyucikan/mengosongkan manusia dari rasa frustrasi.

Karaoke?
Nah, karaoke sendiri seperti yang kita tahu, merupakan kegiatan bernyanyi, nah semakin banyaknya fasilitas tempat karaoke di kota-kota besar, juga semakin membantu orang-orang menemukan tempat berkaraoke tanpa mengganggu pihak lain.

Kenapa Karaoke dikaitkan dengan Katarsis?
Nah, pada saat ber-karaoke, seseorang tentunya akan bernyanyi mengikuti alunan nada dari lagu yang dipilihnya. Nah alunan lagu ini tentunya memiliki kenikmatan tersendiri buat yang memilih lagu itu. Orang yang berkaraoke akan merasa lebih rileks saat ia mengeluarkan suaranya untuk bernyanyi tanpa harus malu memikirkan suaranya bagus atau tidak, hal ini memberikan kepuasan tersendiri untuk yang bernyanyi loh. Gimana gak puas, kalo kita bebas bernyanyi dengan suara pas-pasan tanpa diperhatikan orang lain. 
Bagi beberapa orang, katarsis dengan karaoke akan lebih efektif jika dimanifestasikan lewat lagu-lagu bernada tinggi. Dengan nada-nada tinggi, seseorang akan berteriak, nah teriakan ini dianggap manifestasi dari emosi seseorang saat 'diluar sana' ia tidak berani mengeluarkan suara yang kuat untuk mengekspresikan emosinya (marah, bahagia, dsb). 
Setelah seseorang melakukan katarsis, biasanya ia akan merasa rileks dan ada rasa puas karena telah melampiaskan emosinya lewat setiap teriakan maupun tertawa pada saat karaoke.

Nah, ternyata banyak manfaat positif dari karaoke kan? Yuk katarsis dengan cara yang positif :) Gak perlu ngamuk-ngamuk dengan bahasa yang kurang mengenakkan di social media kan kalo kamu lagi kesal sama seseorang.
Selasa, 11 Juni 2013

PostHeaderIcon TESTIMONI HASIL OBSERVASI KEL 11 (PERKULIAHAN TERAKHIR PAEDAGOGI)

TESTIMONI HASIL OBSERVASI KEL. 11
Kelompok 11 menggunakan tema Go Green. Kelompok ini memberikan pengajaran kepada 5 orang anak cara menggunakan plastik bekas untuk menjadi sebuah hiasan yang berguna. Menurut saya, tema yang digunakan kelompok 11 cukup baik, namun dari segi pelaporan hasil observasinya, kelompok 11 masih memiliki banyak kekurangan.
Produk Hasil Kegiatan Kel. 11 dengan tema Go Green

Beberapa komentar terhadap hasil observasi Kel. 11:
1. Hasil observasi masih terlihat sebagai interpretasi, dan masih terlalu sederhana.
2. Tidak dapat terlihat dengan jelas kaitan antara teori utama yang digunakan (Pemikiran Reflektif) dengan tema kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pada bagian Tujuan Pembelajaran, terlihat adanya ketidaksesuaian antara tujuan pembelajaran dengan tema kegiatan, khususnya pada poin "lebih sadar menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya"
4. Subjek yang dipilih oleh kelompok terlalu banyak (5 orang), padahal anggota kelompok hanya 2 orang. Menurut saya, akan lebih efektif jika kelompok hanya memilih 3 orang, sehingga perhatian pengajar terhadap peserta ajar lebih terfokus, dan pengajar juga mampu menerapkan teori-teori paedagogis yang sudah dipelajari dengan lebih efektif.
Laporan Observasi Kel. 11 dapat dilihat disini.

TESTIMONI TERHADAP MATA KULIAH PAEDAGOGI T.A 2012/2013
Awal perkuliahan saya memilih mata kuliah ini adalah untuk menghabiskan jumlah sks, karena saya memiliki sisa sks setelah mengambil seluruh mata kuliah wajib semester ini. Namun setelah saya masuk mata kuliah ini, saya menyadari ternyata banyak sekali pengetahuan yang dapat saya gali di mata kuliah ini yang dapat saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dunia pendidikan anak-anak.
Di mata kuliah ini, saya mendapat tugas lapangan, baik secara individu maupun secara kelompok. Tugas lapangan secara individu memberikan saya pengalaman untuk me-manage rencana pelaksanaan kegiatan yang saya atur sendiri, dan belajar menanggung resiko dari planning yang tidak berjalan dengan tepat. Sedangkan tugas lapangan secara berkelompok (yang sebenarnya sudah sering saya lakukan sebagai mahasiswa psikologi) kembali memberikan saya pelajaran untuk meningkatkan conformity terhadap anggota kelompok yang lainnya.
Di mata kuliah pedagogi kali ini, dosen pengampu banyak menggunakan fasilitas media internet baik dalam hal pemberian pengumuman, maupun pelaporan tugas. Dengan cara ini, saya menjadi aware terhadap kehadiran internet sebagai media pendukung pembelajaran. Internet tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan membentuk pertemanan sosial. Di kuliah ini, penggunaan internet sebagai media pembelajaran online sangat nyata.
Demikianlah testimoni yang dapat saya berikan terhadap mata kuliah ini, harapan saya kedepan semoga mata kuliah ini menjadi mata kuliah wajib karena ternyata ilmunya sangat baik untuk dipahami oleh seluruh mahasiswa psikologi.
Jumat, 07 Juni 2013

PostHeaderIcon TESTIMONI KULIAH ONLINE

Pada awalnya saya cukup deg-deg an menerima kabar kuliah online ini. Mengingat beberapa pertemuan yang lalu saya sempat melakukan kesalahan sehingga ditegur oleh Bu Dina. Namun, saya berusaha memperbaiki kesalahan saya dengan menunjukkan efforts terbaik dari saya untuk kuliah ini.

Koneksi yang bermasalah menjadi tantangan buat setiap peserta untuk mengikuti kuliah online ini. Saya sendiri (karena beberapa bulan ini modem wi-fi dirumah saya sedikit bermasalah dalam menstabilkan jaringan) sudah menghidupkan modem sejak pukul 5 sore, sehingga pada pukul 07.00 malam, jaringan sudah lebih stabil karena sudah dihidupkan dari sore.

Nah, tibalah waktunya untuk melaksanakan kuliah online. Saya sudah online sebelum pukul 07.00 WIB. Namun saya memperhatikan beberapa teman saya yang ada di contact list g-talk belum online sementara waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 lewat beberapa menit. Saya jadi bingung...

Akhirnya saya mendapatkan info dari teman-teman bahwa kuliah online sudah dimulai, dalam bentuk group chat. saya memang sudah diinvite untuk bergabung, namun karena satu dan lain hal, saya terlambat untuk bergabung, sementara instruksi untuk pengerjaan tugas sudah diberikan.
Saya sempat kebingungan harus bagaimana, saat teman-teman sudah mengerjakan, saya baru berusaha untuk mencerna instruksi.

Waktu sudah hampir habis, pengerjaan saya masih 80 persen. Saya kebut gila-gilaan. Pada akhirnya, saya selesai untuk mengerjakan, namun saat pengiriman, modem saya KUMAT (lampu indikator kestabilan jaringan berubah menjadi merah (awalnya hijau = stabil) , udah hampir mau nangis rasanya, sementara waktu sudah menunjukkan deadline 21.29. Saya mencoba retry terus menerus attachment file saya, namun tetap failed. Saya menangis, saya kesal, satu rumah sampai bingung saya kenapa. 

Akhirnya saya harus MEMATIKAN modem kemudian MENGHIDUPKANNYA lagi. dan ini membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk menunggu lampu indikator jaringan stabil kembali. Saya sudah sangat panik, air mata sudah mengalir kian deras. Ingin rasanya membanting laptop saja.
Waktu sudah menunjukkan pukul 09.40, saya pasrah. saya berusaha menenangkan diri, berkali-kali berbicara pada diri sendiri "sudahlah mer, mau bagaimana lagi, yang penting sudah berusaha". 
Saya buka kembali gmail, re-attach kembali file saya, beberapa kali masih gagal. namun pada akhirnya berhasil. tapi waktu sudah lewat...

Memang kuliah online memiliki keuntungan, yakni; Ide-ide yang dikemukakan lebih inovatif karena proses pembelajaran dilakukan dengan santai. Namun kekurangan yang terutama khususnya jaringan internet menjadikan kuliah online mengalami banyak keterbatasan.

Kuliah online malam ini memberikan saya kesempatan untuk familiar kembali dengan g-talk dan fasilitas komunikasi via internet lainnya. Sehingga kedepannya saya bisa menggunakan fasilitas yang ada dengan semaksimal mungkin untuk mendukung pembelajaran, tentunya dengan koneksi internet yang baik.


 
Minggu, 05 Mei 2013

PostHeaderIcon LAPORAN HASIL PENGAJARAN & OBSERVASI - KEL.6



KELOMPOK 6:

Topik              : Prinsip Hubungan Sekolah & Kehidupan, dan 10 Top Kriteria Guru
Judul              : Pengajaran tentang “Cara memasak pisang tabur keju dan susu coklat”

BAB I
PENDAHULUAN
I.         Latar Belakang
Pendidikan merupakan senjata bagi setiap manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan yang diperoleh lewat proses pengajaran merupakan hal utama dalam kehidupan individu, mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam matakuliah Pedagogi yang saya ambil selaku mahasiswi Fakultas Psikologi USU, memberikan kepada saya pemahaman bahwa untuk menciptakan pengajaran yang baik harus ada sikap berkesinambungan antara pengajar dan peserta ajar, serta kesesuaian materi ajar dengan kehidupan nyata.
Dalam matakuliah ini, peserta kuliah diberikan tugas untuk melaksanakan pengajaran terhadap anak-anak. Maka kelompok kami memilih untuk melakukan pengajaran “cara memasak pisang tabur keju dan susu coklat” kepada peserta ajar yakni adik-adik dan teman-teman dari anggota kelompok kami (Raffles). Pada laporan ini akan dijelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

II.      Perencanaan
·           Anggota Kelompok: Haifa Chairunnisa (11-050); Merry Christine (11-054); Raffles Pardede (11-118)
·           Topik pembelajaran:   Prinsip pedagogi Hubungan sekolah & kehidupan dan Kriteria Guru baik
·           Judul Pengajaran: Memasak pisang tabur keju dan susu cokelat
·           Peserta Ajar: 5 orang, yang terdiri dari adik Raffles dan beberapa temannya.
·           Tempat Pengajaran: Rumah Raffles
·           Sarana dan Prasarana Pengajaran: Disediakan Raffles
·           Waktu Pelaksanaan: Kamis, 04 April 2013, jam 16.00 (perkiraan waktu 30 menit)
·           Alasan memilik pengajaran:
1)      Karena menurut kelompok kami, seorang guru harus mampu merancangkan pembelajaran dimana pengetahuan tersebut berguna bagi peserta ajar. Adik Raffles sangat menggemari pisang tabur keju dan coklat, namun selama ini selalu dibuatkan, oleh karena itu kami berusaha mengajarkan mereka cara membuatnya.
2)      Kelompok kami juga belajar untuk menerapkan teori-teori mengajar yang kami pahami dalam matakuliah pedagogi, kami mengevaluasi apakah kami sebagai pengajar memiliki 10 Top Kriteria Guru yang baik.

Senin, 29 April 2013

PostHeaderIcon Testimoni Kategori Tugas Individu Terbaik (Wawancara Guru)

PRESENTASI TUGAS INDIVIDU

Dear All,
Tugas individu sudah saya terima dan pelajari, terima kasih untuk semangat dan kerja keras pengerjaan tugasnya.

Dan pada akhirnya saya harus memilih 3 tugas mahasiswa yang terbaik untuk dipresentasikan pada perkuliahan di tanggal 29 April 2013 pukul 8.00.
Keseluruhan, tugas yang masuk hasilnya berada dalam range yang cukup besar : dari sangat baik hingga yang kurang memuaskan.

Dan 3 mahasiswa yang presentasi tersebut adalah:
1. Oktavia Rizky Rosa (11-15)
2. Merry Christine (11-54)
3. Nanda Lukita Audy (10-105)

Selamat untuk ke tiga nama di atas. Bagi yang belum mendapat kesempatan jangan berkecil hati ya.
Persiapkan baik-baik untuk presentasi tugasnya, siapkan power pointnya, disediakan waktu untuk presentasi maksimal setiap mahasiswa adalah 20 menit. Persiapkan penampilan anda yang terbaik, karena reward yang menarik akan tersedia bagi yang bekerja lebih baik lagi...okeee?

Presentasi tugas kelompok akan dilaksanakan pada tgl 6 Mei 2013 dengan bu Dina. Persiapkan juga baik-baik yaa
Berikut merupakan cuplikan pengumuman Tugas Individu Terbaik yang diposting oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Pedagogi 2012/2013. Dan taraaaa...... Nama saya disebutkan salah satunya, Merry Christine (11-54). 
Saya berterima kasih kepada Ibu Lita dan Ibu Dina selaku dosen pengampu mata kuliah pedagogi T.A 2012/2013 yang memberikan kepada saya predikat ini. Saya merasa sangat senang, bangga, terharu.. hehehehe. Karena saya merasa, effort yang telah saya lakukan untuk mengerjakan kegiatan wawancara ini maupun laporannya diapresiasi dengan baik oleh ibu dosen.
Saatnya saya mempersiapkan diri untuk memberikan yang terbaik saat presentasi nanti. 
Setelah tiba saatnya saya akan mempresentasikan laporan tugas wawancara guru saya, saya berusaha mempresentasikannya dengan jelas kepada teman-teman kelas pedagogi, baik dari aspek-aspek laporan tugas yang saya posting sebelumnya di blog ini.
Dan ajaibnya lagi, untuk penampilan presentasi, saya juga mendapat predikat terbaik. Betapa senangnya hati saya, ternyata tidak ada yang sia-sia. Saya mendapatkan reward coklat dari ibu Lita.
Reward ini tidak saya lihat dari fisiknya, saya belajar untuk memaknainya, reward ini saya jadikan motivator untuk senantiasa memberikan yang terbaik lagi kedepannya.
Terima Kasih kepada bu Lita dan bu Dina yang telah mempercayakan saya meraih predikat ini.
Sabtu, 13 April 2013

PostHeaderIcon LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU


BAB I
PENDAHULUAN

Guru merupakan sosok pribadi yang menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya lewat proses pengajaran. Guru merupakan profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa. Profesi guru seperti yang diungkapkan oleh Makagiansar (1996), profesi guru ialah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai.
Tugas menjadi seorang guru mengemban tugas untuk mendidik anak bangsa menjadi berguna, sehingga anak didik tersebut tumbuh menjadi pribadi yang berguna bagi nusa dan bangsa, seperti peribahasa yang menyatakan Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, hal ini menunjuk kepada hasil dari profesi guru itu sendiri ialah pribadi-pribadi besar yang akan menjadi ‘penggerak’ bagi kemajuan suatu bangsa.
Banyaknya permasalahan berkaitan dengan profesi guru, seperti banyaknya guru yang sudah mengajar tanpa memiliki ijazah, guru yang belum memahami etika pelaksanaan profesi guru, guru yang tidak memiliki pemahaman akan seni mengajar yang baik, menjadikan hasil dari pengajaran itu sendiri tidak maksimal.
Laporan ini merupakan laporan wawancara yang saya lakukan dengan seorang guru yang telah memiliki pengalaman mengajar selama 24 tahun (1989-sekarang). Wawancara dan laporan ini merupakan tugas di matakuliah Paedagogi yang saya ambil selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Laporan ini berisi deskripsi hasil wawancara yang telah saya lakukan, serta kajian-kajian teoritis yang ada berkaitan dengan profesi guru dan fenomena pendidikan sesuai dengan apa yang saya pahami dan pelajari di matakuliah Paedagogi ini.

Jumat, 12 April 2013

PostHeaderIcon UTS 2012/2013


1.    Uraikan secara singkat dan padat proses pembelajaran yang kelompok anda rencanakan. Beri ulasan atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan Pedagogi praktis abad 21.
Rencana Pembelajaran Kelompok 6
-  Anggota Kelompok: Haifa Chairunnisa (11-050); Merry Christine (11-054); Raffles Pardede (11-118)
-  Topik Pembelajaran: Pedagogi Hubungan Sekolah & Kehidupan, serta kriteria guru yang baik
-  Materi yang diajarkan: Memasak Pisang tabur keju & coklat
-  Peserta Ajar: 5 orang, yang terdiri dari adik Raffles dan beberapa temannya.
-  Tempat Pengajaran: Rumah Raffles
-  Sarana dan Prasarana Pengajaran: Disediakan Raffles
- Waktu Pelaksanaan: Kamis, 04 April 2013, jam 16.00 (perkiraan waktu 30 menit)
-  Alasan memilik pengajaran: Karena menurut pemahaman kami akan paedagogi, seorang guru harus mampu merancangkan pembelajaran dimana pengetahuan tersebut berguna bagi peserta ajar. Adik Raffles sangat menggemari pisang tabur keju dan coklat, namun selama ini selalu dibuatkan, oleh karena itu kami berusaha mengajarkan mereka cara membuatnya.


Evaluasi Perencanaan:

Kelompok kami menetapkan dan menyiapkan dengan baik hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran ini. Pengajaran dilakukan sore hari agar tidak mengganggu jam sekolah dan les peserta ajar. Kelompok kami berjanji berkumpul dirumah Raffles pada pukul 16.00, alat dan bahan sudah disiapkan. Namun ternyata beberapa subjek berhalangan untuk hadir karena beberapa alasan, akhirnya setelah menunggu subjek lain, pengajaran dimulai pukul 16.30 dengan 3 orang subjek. Dan oleh karena beberapa masalah ketertiban anak-anak, kelompok kami menyelesaikan pengajaran pada pukul 17.30 (perkiraan waktu sebelumnya 17.00 sudah selesai).

Ulasan berdasarkan Pedagogi Praktis Abad 21

Pedagogi Praktis Abad 21 merupakan pemahaman dalam pola pembelajaran yang disesuaikan dengan perubahan zaman (berkembangnya ilmu pengetahuan dan TIK) serta kebutuhan siswa. Dalam merencanakan pengajaran, Kelompok kami juga berusaha mendesain pengajaran agar pengetahuan yang kami berikan tidak menjadi sia-sia, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta ajar dan kemajuan zaman.
Hal ini diwujudkan dengan pengajaran kami yang tidak berfokus pada pengetahuan yang berkaitan dengan akademis, karena menurut kelompok kami, pengetahuan tentang hal akademis sudah sangat cukup diperoleh peserta ajar dari sekolah dan les yang mereka ikuti. Oleh sebab itu kelompok kami berusaha menetapkan pengajaran yang membangun minat peserta ajar sekaligus juga membantu meningkatkan kreatifitas mereka, maka kami memilih mengajarkan pisang bakar tabur coklat dan keju.
Dalam buku Danim (2010) tercatat bahwa sebagai ilmu dalam mengajar, pedagogi masuk dalam 2 kategori:
1.    Pedagogi Formal: upaya mengembangkan pedagogi yang efektif lewat penelitian sistematis
2.    Pedagogi Praktis: mengembangkan pembelajaran yang praktis (berguna) dalam kehidupan sehari-hari.
Disesuaikan dengan tujuan awal kelompok kami, maka pengajaran yang kami lakukan termasuk dalam kategori pedagogi praktis, karena kami berfokus pada kegunaan pengajaran secara praktis dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan pengembangan lewat penelitian sistematis.

Beberapa kerangka kerja guru dalam melakukan pendekatan terhadap pedagogi:
a.    Pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran
Guru harus mampu merencanakan pengajaran yang memiliki tujuan. Dalam hal ini pendidikan cara memasang pisang tabur keju dan coklat bertujuan agar anak-anak mengetahui proses bagaimana makanan tersebut bisa tersaji. Nilai yang mendukung pengajaran ialah anak-anak akan semakin kreatif.
b.    Pengetahuan tentang teori belajar
Seorang guru harus memiliki pengetahuan tentang teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivisme dan teori belajar gestalt (penjelasan teori belajar lengkap, klik disini).
Pengetahuan akan teori belajar yang baik akan membantu guru bagaimana merancangkan pengajaran yang tepat. Berdasarkan hasil identifikasi saya, pengajaran yang kami lakukan terkait dengan teori belajar gestalt, karena pengajaran kami memberikan makna ‘perlu untuk mengetahui proses’ bagi peserta ajar. Hal ini sesuai dengan teori gestalt tentang pembelajaran yang bermakna.
c.    Pengetahuan tentang konsep berbeda dari mengajar
Mengajar adalah pemberian informasi dari pengajar kepada peserta ajar (klik untuk penjelasan rinci). Dengan pemahaman kelompok kami akan konsep belajar, maka kami tentunya akan berusaha semaksimal mungkin memberikan pengajaran demi tercapainya tujuan mengajar.
d.   Pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karaktersitik siswa, lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran. (penjelasan lengkap, klik disini)
Guru yang baik tentu memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi pengajaran. Berkaitan dengan aspek interaksi dinamis karakteristik siswa dan lingkungan belajar, kami memberikan kesempatan kepada adik Raffles untuk memilih teman-temannya sendiri dalam mengikuti pengajaran ini. Hal ini tentunya akan memudahkan interaksi antara karakteristik siswa yang ia rasa cocok/sesuai dengan dirinya
e.    Memahami operasional pedagogi dalam kelas.
Kelompok kami berusaha menciptakan suasana pengajaran yang santai dan menyenangkan bagi peserta ajar, karena anak-anak tentunya menyukai pembelajaran yang diperoleh dengan bermain. Dengan suasana santai tersebut, mereka akan ‘berani’ menerima setiap tantangan (memotong pisang sesuai ukurannya, dll) dalam pengajaran dan tentunya daya kreatifitas mereka akan lebih muncul.
f.  Pengetahuan dan keterampilan dalam mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori pendidikan.
Evaluasi praktik pengajaran tentunya penting, karena hal ini merupakan reinforcement bagi peserta didik. Hal ini kami tunjukkan dengan mengucapkan kata “Bagus”, “Oke” dan tersenyum, jika peserta didik berusaha melakukan instruksi yang kami berikan.

2.    Uraikan secara singkat dan padat hasil observasi dari proses pembelajaran kelompok anda. Beri evaluasi atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan Pedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer.

A.  Hasil Observasi Peserta Ajar


1)   Agnesia
-       Pada permulaan pengajaran terlihat menggigit kuku, dalam teori bahasa tubuh hal ini dikaitkan dengan rasa ketertarikan.
-       Ikut memotong pisang (meskipun awalnya menolak), membantu menyusun pisang ke piring untuk dimasak, memegang sudip. Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia berpartisipasi aktif dalam pengajaran.
-       Pada tahap finishing dari kegiatan ini, Agnesia turut menaburkan keju dan susu coklat, sambil menjilat lelehan susu di jarinya. Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia ‘menikmati’ suasana pengajaran.
-       Di scene penutup Agnesia ikut melambaikan tangan ke kamera.
2)   Cantika
-       Pada awal dan pembukaan dari kegiatan, Cantika tampak memainkan piring. Dalam teori bahasa tubuh, hal ini menunjukkan kebosanan / ketidak-tertarikkannya.
-       Namun pada tahap selanjutnya, Cantika terlihat membantu Raffles mengupas pisang yang akan digunakan, dan mengajukan diri ketika pengajar bertanya siapa yang ingin memotong pisang. Hal ini menunjukkan rasa ketertarikan Cantika pada kegiatan pengajaran mulai muncul.
-       Pada tahap penyimpulan pengajaran, Cantika terlihat menggaruk-garuk kepala. Dalam teori bahasa tubuh diindikasikan dengan kebingungan. Meskipun pada akhirnya Cantika ikut melambaikan tangan ke kamera pada penutupan.
3)   Kevin
-       Di awal kegiatan banyak menggaruk leher, menggigit kuku, menopang dagu, mengetuk meja, melipat tangan sebagai tumpuan kepala di meja. Semua hal ini mengindikasikan tanda kebosanan pada Kevin.
-       Namun seiring berjalannya proses pengajaran, Kevin mulai ikut memegang sudip, menaburkan keju parut, dsb. Hal ini menunjukkan ketertarikan Kevin mulai muncul.
-       Pada penutup, Kevin turut melambaikan tangan.

B.  Hasil Observasi Pengajar
1)   Merry
-   Merry memegang kamera ketika Haifa dan Raffles memberikan pembukaan kegiatan.
-   Dalam proses pemotongan pisang, Merry membantu membersihkan sampah kulit pisang.
-   Merry memberi instruksi pisang yang sudah dipotong ditaruh ke piring bersih.
-   Merry meminta peserta ajar untuk memotong pisang, lalu merry diam dan mengamati, kemudian memberikan evaluasi potongan pisang jika masih terlalu besar.
-   Merry menghidupkan kompor untuk mulai memasak pisang dengan mentega.
-   Setelah selesai dimasak, Merry memberi contoh parutan keju, sambil meminta peserta ajar untuk ikut memarut keju (Merry membantu memegang parutan), setelah itu menuangkan susu.
-   Pada scene penutup, Merry turut melambaikan tangan ke kamera.
2)   Haifa
-   Greetings dan pembukaan dilakukan oleh Haifa & Raffles. Pada saat memberikan pembukaan, Haifa tampak menggaruk dan membenarkan jilbab.
-  Pada kegiatan mengupas pisang, Haifa turut membersihkan sampah kulit pisang kemudian menyisihkan pisang yang akan digunakan.
-  Pada saat peserta ajar ikut memotong pisang, Haifa diam dan mengamati.
-  Pada scene akhir, Haifa ikut melambaikan tangan ke kamera.
3)   Raffles
-  Raffles berdampingan dengan Haifa saat scene pembukaan & greetings.
-  Pada saat memotong pisang, Raffles pertama kali memegang pisau & memberi contoh potongan pisang.
-  Raffles memberikan instruksi agar sampah kulit pisang dibuang ke tempat sampah.
-  Saat proses pisang akan dimasak, Raffles mengoleskan mentega, kemudian menuangkan pisang yang sudah dimasak ke piring.
-  Pada scene penutup, Raffles memberikan nasihat agar berhati-hati dalam menggunakan pisau.

Uraian berdasarkan Pedagogi, TIK dan Fenomena Kontemporer

Beberapa Hal Esesnsial dalam Pedagogi:
a) Penilaian Kebutuhan: Materi Pengajaran yang kami berikan dibutuhkan bagi peserta ajar, untuk mereka bisa menghargai ‘prosesnya’, bukan hanya ‘menikmati’ hasilnya.
b) Pertumbuhan Profesional: Meningkatkan mutu pengajaran dengan para pengajar dalam kegiatan ini bersifat ‘komunikatif’ terhadap para peserta ajar.
c) Budaya Kelas: Para pengajar menumbuhkan budaya belajar pada siswa dengan memberikan contoh.
d) Strategi: Para pengajar memaksimalkan hasil pengajaran yang ditunjukkan dengan memberikan evaluasi ketika ada potongan pisang yang salah, memberikan evaluasi keseluruhan terhadap hasil dan makna pengajaran.
e) Pengelolaan Sumber Daya: Pengajar memang tidak banyak menggunakan media teknologi dalam kegiatan ini. Namun pengelolaan sumber daya dapat ditunjukkan dengan penggunaan pisang yang secukupnya dan tidak berlebihan.
f)  Pemecahan Masalah: Masalah-masalah yang timbul selama kegiatan, seperti bahasa kebosanan dari Kevin dan Cantika, berusaha diatasi oleh pengajar dengan cara melibatkan mereka dalam kegiatan, bukan hanya ‘menonton’.
g) Orkestrasi: Pengajar berusaha mengatur aspek-aspek dalam pedagogi dengan menciptakan suasana belajar yang baik menurut pemahaman akan teori dari matakuliah Paedagogi
h) Penggunaan TIK: dalam kegiatan ini, kelompok tidak menggunakan media TIK.

Siswa yang efektif ialah mereka yang memahami apa yang mereka pelajari, mengapa dipelajari dan bagaimana menggunakan pembelajaran tersebut. Kelompok kami sangat mengutamakan ketiga hal diatas ada dalam diri siswa, kami memaksimalkannya dengan memberikan pembukaan dan evaluasi tentang apa yang dipelajari, mengapa perlu dipelajari dan apa kegunaannya.
Guru juga perlu mendorong kegiatan komunitas belajar. Hal ini kami aplikasikan dengan pengajaran berkelompok (sama-sama mendengarkan pengajaran), bukan one-on-one (1 pengajar mengajar 1 anak). Hal ini akan melatih mereka membangun bahasa dalam komunikasi kelompok (komunitas).

Fenomena Kontemporer.
Peranan TIK dalam pembelajaran sangat membantu kelompok kami sebagai tim pengajar untuk mengumpulkan informasi-informasi penting dari berbagi sumber dan media tentang penanganan anak di kelas, baik anak yang sangat aktif, maupun tidak aktif sama sekali. Sehingga pada saat pelaksanaan pengajaran, saya merasa kelompok kami tidak kesulitan menghadapi anak-anak tersebut.
Pedagogi Kontemporer juga memberikan pemahaman pada kelompok (pengajar) bahwa guru bukan ‘pemberi pengetahuan’ saja, namun guru juga memperoleh pembelajaran lewat kegiatan pengajaran. Dengan proses pengajaran, guru belajar untuk mengeksplorasi dirinya berkaitan dengan pemahaman akan materi, pengaturan kelas, mengatasi permasalahan yang ada.

3.    Tuliskan pandangan anda tentang perkuliahan Pedagogi di F. Psikologi USU semester genap T.A 2012/2013 berdasarkan tinjauan Pedagogi Teoritis dan Prinsip-Prinsip Pedagogis.
-       Menurut Ana Maria Gonzalez (Danim 2010), proses pedagogi merupakan proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya untuk menjalani kehidupan. Dalam Perkuliahan ini, tugas-tugas praktek mengajar yang diberikan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan pedagogis saya. Tugas ini tidak hanya memberikan pemahaman lebih tentang pedagogi, namun juga mempersiapkan saya lewat pengalaman sederhana namun sangat bermakna tentang bagaimana pengaturan pengajaran, pengaturan kelas, dsb.
-       Secara teoritis, Pedagogi juga bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa, hal ini dapat dikaitkan dengan pelaksanaan perkuliahan Pedagogi semester ini sangat menantang saya sebagai mahasiswa untuk memiliki kepribadian yang kritis dalam mengamati fenomena-fenomena pedagogis yang ada di lingkungan.
Terdapat 6 prinsip pedagogis yang dikemukakan Addine:
1. Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis: Perkuliahan pedagogi memberikan saya kesadaran akan pentingnya media-media yang mendukung pembelajaran. Hal ini sangat sesuai dengan proses paedagogis terstruktur yang memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Hubungan sekolah dan kehidupan: Perkuliahan ini tidak hanya memberikan pemahaman, namun juga penggunaannya dalam kehidupan lewat tugas praktek pengajaran.
3. Mengombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa: selama proses perkuliahan, setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya berkaitan dengan materi yang dipelajari.
4. Kesatuan pengajaran, pendidikan dan pengembangan proses: Pengajaran dalam perkuliahan ini tentunya menghasilkan pengembangan pribadi saya lewat kesatuan proses pengajaran & pendidikan.
5. Dominan kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana kering: Hasil mempengaruhi pandangan (kognitif) saya dalam fenomena pendidikan yang ada.
6. Masing-masing subsistem aktifitas, komunikasi, dan kepribadian yang saling terkait satu sama lain: kegiatan perkuliahan, komunikasi dalam perkuliahan membentuk kepribadian saya.
Design elements by Miss Honey