About Me

Pages

About this blog

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Followers

Sabtu, 09 Juni 2012

PostHeaderIcon SIMULASI PAEDAGOGI & ANDRAGOGI

Anggota Kelompok
Ajeng Diah Andhini (11-024)
Siti Rizki Kartika (11-032)
Merry Christine Sitorus (11-054)
Cynthia Marilyn Sitompul (11-070)




Paedagogi
Setting: Latihan Bersenjata Angkatan Militer
Komandan Militer diperankan oleh Merry
Anggota angkatan Militer diperankan oleh Ajeng, Siti Rizki & Cynthia
Kondisi: Dalam latihan militer Komandan memberikan perintah yang harus dipatuhi dan diikuti oleh bawahannya tanpa melakukan perlawanan sedikitpun, karena apabila melawan perintah Komandan, maka angkatan militer tersebut akan dihukum.
Merry: Bersiap, luruskan barisan. Menunduk! Tiarap! (semua anggota menurut)





Andragogi
Setting: Kursus Kecantikan (salon)
Instruktur (tutor) kursus salon diperankan oleh Ajeng
Siswa dalam kursus salon siperankan oleh Merry, Siti Rizki & Cynthia
Kondisi: Dalam proses kursus, siswa diminta untuk memberikan kreasi sendiri terhadap model rambut yang terbaik yang sedang trend di masa kini.
Ajeng: Menurut kalian model rambut apa yang sedang trend di masa kini?
Siti: model rambut panjang, terus dibagian bawahnya sedikit ikal atau keriting
Merry: menurut saya model rambut pendek yang di cat pirang.
Ajeng: Baiklah, coba gambarkan desain rambut yang kalian sarankan tersebut.
(Merry & Siti Rizki): segera menggambar desain rambut pada selembar kertas




PERBEDAAN PAEDAGOGI & ANDRAGOGI
·      Pada Paedagogi, metode yang dilakukan ialah teacher’s centered dimana hanya 1 orang (komandan angkatan militer) yang didengar, dituruti perintahnya tanpa peserta ajar (peserta angkatan militer) mampu mengeluarkan pendapat ataupun tanggapan berkaitan dengan materi yang diajarkan.
·      Sedangkan pada Andragogi, metode yang dilakukan ialah learner centered dimana peserta ajar (peserta kursus salon) diberikan kebebasan untuk mengajukan pendapat berkaitan dengan materi pelajaran dan tugas guru (tutor kursus salon) hanyalah sebagai pendukung untuk peserta ajar agar peserta ajar memiliki kepercayaan diri dalam mengikuti pembelajaran, dan menyadarkan peserta ajar akan pentingnya proses belajar tersebut.
Jumat, 08 Juni 2012

PostHeaderIcon LAPORAN TUGAS MINI PROYEK


TOPIK
Ruang Lingkup Pendidikan Usia Prasekolah

JUDUL
Pengembangan Potensi Anak di TK. Pembina I

PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Prasekolah adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir (sebelum masuk sekolah) sampai dengan anak tersebut siap masuk sekolah yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Usia prasekolah merupakan periode kritis dan sensitif bagi si anak untuk mengetahui tentang diri mereka dan di luar diri mereka, serta mempersiapkan diri mereka menghadapi lingkungannya kelak. Begitu pentingnya perkembangan pada anak usia prasekolah, maka perlu diberikan pendidikan prasekolah untuk menyertai proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan umum dari Pendidikan Anak Prasekolah ini ialah untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan baik secara fisik, intelektual, emosional, moral dan agama anak usia dini secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif. Pendidikan Anak usia Prasekolah terkhusus TK merupakan hal yang sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia pendidikan ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut dengan istilah the golden age (usia emas),
Pendidikan Anak Prasekolah tidak sekedar berfungsi untuk mengoptimalkan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak prasekolah juga sepatutnya mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia prasekolah dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
Adapun alasan kami memilih topik dan judul seperti diatas ialah dikarenakan dunia Pendidikan Anak Usia Prasekolah (TK) sangat unik dan beraneka-ragam baik itu dari segi fisik, sosio-emosional, intelektual, moral dan agama, selain itu berdasarkan fenomena pendidikan yang ada, terdapat beberapa penyelenggara Pendidian Prasekolah yang tidak menerapkan konsep pendidikan anak prasekolah yaitu "Bermain sambil Belajar" dengan baik. 
 
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian penjelasan mengenai pengembangan potensi pada anak di TK. Pembina I ini ialah untuk mengetahui apakah penyelenggara TK. Pembina I telah menerapkan konsep dan metode yang benar yaitu "Bermain sambil Belajar" dalam menjalankan proses pembelajaran pada anak TK sehingga dapat mengembangkan potensi anak di TK. Pembina I



LANDASAN TEORI
Pengembangan potensi anak usia prasekolah (anak TK) tidak terlepas dari kaitannya dalam perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983) ada 3 perkembangan wilayah otak yang semakin meningkat yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel syaraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting dalam pengembangan kapasitas berpikir manusia.
Jean Piaget (dalam Padmonodewo (2003 : 23) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar yaitu dengan berinteraksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri yang sederhana, dimana permasalahannya diperoleh dari pengamatannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Guru bisa menuntun anak-anak lewat menyediakan bahan-bahan dan alat-alat yang tepat dalam membantu anak, tetapi yang terpenting agar anak bisa memahami sesuatu, anak harus membangun pengertian sendiri dan juga harus menemukannya sendiri.
John Dewey memperkenalkan teori progresivisme, yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajaran sendiri. Dia mengatakan bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.
Sementara Vygotsky meyakini bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting dalam proses perkembangan berpikir anak. Pembelajaran akan menjadi pengalaman berharga bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu pada lingkungannya.
Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logika-matematik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musik.
Dengan demikian kecerdasan manusia sangat dipengaruhi oleh struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan gizi, yang diberikan lingkungan serta peran pendidikan yang sesuai bagi anak TK.
Terdapat berbagai aspek dalam meninjau perkembangan anak usia dini dan prasekolah terkhususnya anak TK, yaitu aspek fisik atau motorik, aspek moral dan keagamaan, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosio-emosional dan aspek seni. Setiap aspek yang ada akan mendukung anak dalam mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya.
1.         Aspek Fisik / Motorik
Perkembangan motorik pada anak TK memang berbeda sesuai dengan usianya (TK 0 Kecil dan TK 0 Besar). Pendidik harus bisa membedakan antara motorik kasar dan halus sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan tahapannya. Anak berusia 5 tahun atau diatasnya (TK 0 Besar) dapat dirangsang dengan aktivitas yang edukatif untuk merangsang refleks tangannya, seperti menggambar, menulis, mewarnai. Sedangkan anak dengan usia dibawah 5 tahun dapat dirangsang motorik kasarnya lewat  aktivitas yang menggunakan otot besar, seperti berlari, melompat, dan sebagainya.
2.         Aspek Moral dan Keagamaan
Carol Seefeldt, dkk. (2008) menyebutkan bahwa perkembangan keagamaan meliputi pembiasaan perilaku positif, kemandirian, dan disiplin. Nilai moral sangat dibutuhkan agar anak dapat membedakan hal yang baik dan buruk.
Menurut Kolhberg anak dalam tahap pra-moral adalah ‘Pengamat’ yang  sangat cermat, yang selama tahun-tahun pertama kehidupannya dengan tepat dapat meramal apakah suatu tingkah laku akan dihukum atau dipuji oleh orangtua atau oleh orang dewasa lain yang mengasuhnya. Selain itu, pada tahap pra-moral ini konsistensi dalam mengganjar kejujuran, keterbukaan yang tulus, kerelaan menolong dan sifat-sifat moral lainnya dapat membentuk pola tingkah laku dan moralitas yang benar yang penting bagi anak di kemudian hari.                 
3.         Aspek Bahasa
Dengan mengetahui perkembangan bahasa anak maka dapat diketahui cara menghadapi anak dalam hal berkomunikasi. Jika ada anak yang perkembangan bahasanya lambat maka bisa dirangsang dengan berbagai cara.
4.         Aspek Kognitif
Perkembangan kognitif anak mengacu pada perkembangan kecerdasaan anak. Menurut Piaget, usia prasekolah identik disebut tahap pra-operasional (early childhood), yang ditandai dengan anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi informasi inderawi dan tindakan fisik.
Pada tahap ini, anak lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Oleh karena itu, anak pada tahap ini perlu dilibatkan dalam interaksi sosial dengan teman sebayanya agar anak mampu mengurangi egosentris dengan memahami teman-temannya melihat suatu objek dengan cara yang berbeda. Anak dapat juga diminta untuk menata sekelompok objek untuk menggolongkan atau mengkategorikan objek-objek secara berurutan dan beralasan. Dengan demikian anak terbantu kemampuannya untuk mengurutkan.
Karakteristik lain dari anak pra-operasional ini adalah mereka suka mengajukan banyak pertanyaan. Banyaknya pertanyaan “mengapa” yang diajukan anak usia 3 -5 tahun membuat orang tua kesal sehingga orang tua bersikap marah dan menghentikan keinginan anak untuk bertanya lebih lanjut. Padahal anak yang bertanya ini merupakan pengalaman pertamannya mempertanyakan lingkungan sekitarnya yang merupakan awal minat anak untuk melakukan penelitian. Padahal ini kesempatan emas bagi orang tua untuk mengembangkan dan memberi stimulasi melalui jawaban reasoning atas pertanyaan yang diajukan. Untuk melatih persepektif yang beragam, anak diminta untuk menggambar objek dari persepektif tempat duduk yang berlainan. 
5.         Aspek Sosio-Emosional
Perkembangan ini meliputi perkembangan perasaan dan emosi serta pengembangan kemampuan sosial. Sebagai makhluk sosial, anak pertama kali berbicara, berinteraksi dengan orang tuanya dalam mengutarakan dan memenuhi kebutuhannya Selanjutnya anak pra-sekolah berkembang ke luar rumah khususnya kepada teman-teman dekat rumah dan di pendidikan TK-nya.
Di dalam interaksi antar anak saat bermain, mereka saling melibatkan emosi dan dengan sendirinya berupaya mengenali emosi teman lainnya dan mengalami emosi diri sendiri. Dalam suatu permainan dengan beberapa anak lainnya, anak mengenal dan memegang aturan main atau kesepakatan bersama. Ini berarti anak juga belajar mengendalikan diri untuk tidak semata-mata menuruti keinginannya atau mulai mengurangi sikap egosentris.
Dalam proses bermain atau kegiatan dalam pendidikan TK, anak mengenal dan mengalami emosi/perasaan yang berbeda seperti marah, sedih, gembira, bersemangat dan sebagainya. Secara bertahap anak memiliki kelompok teman bermain. Ia mulai mengenal secara sosial satu per satu nama teman bermainnya Anak yang perkembangan sosio-emosinya baik maka akan meningkatkan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat. Dengan ini anak diharapkan dapat memperoleh kecerdasan intrapersonal, interpersonal, dan naturalistik.
6.         Aspek Seni
Pengembangan seni dapat dituangkan dalam seni musik, tari, gambar, dan keterampilan kerajinan tangan. Dengan demikian anak diharapkan dapat memiliki kecerdasan musikal dan visual-spatial.
Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan prasekolah anak di harapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik. Selain itu anak diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan positif.
Dalam melaksanakan Pendidikan Pada Anak Usia Dini atau anak prasekolah hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.     Berorientasi pada Kebutuhan Anak
 Kegiatan Belajar pada anak TK haruslah berorientasi pada anak, karena pada usia ini, anak TK sangat membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional. Dan perlu digarisbawahi bahwa kebutuhan anak itu berbeda-beda. Maka dari itu, anak TK harus dilihat dan diperhatikan secara individu (satu-persatu).
b.     Belajar melalui Bermain
 Bermain merupakan sarana belajar bagi anak TK. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan dari hal-hal yang ada disekitarnya.
c.      Lingkungan yang kondusif
 Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d.     Menggunakan Pembelajaran Terpadu
 Pembelajaran pada anak TK harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
e.      Mengembangkan berbagai keterampilan
 Mengembangkan keterampilan anak TK dapat dilakukan melalui proses pembiasaan (Conditioning). Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki disiplin diri.
f.     Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
 Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari alam sekitar maupun bahan-bahan yang telah disediakan guru sebelumnya.
g.     Dilaksanakan secara bertahap dan berulang
 Pembelajaran bagi anak TK hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep sederhana dan dekat dengan anak, lalu konsep yang lebih kompleks.

Pertanyaan Penelitian
Sehingga dengan demikian berkaitan dengan teori yang ada, dapat disimpulkan sebuah pertanyaan penelitian “Apakah metode pengajaran yang diterapkan pada TK Pembina I (Akreditasi A) dalam melaksanakan tugas membantu perkembangan potensi pada anak TK telah sesuai dengan teori dan konsep yang ada tentang Pendidikan Prasekolah (TK) yaitu "Bermain sambil Belajar" dan sudah mampu memenuhi tujuan instruksional dalam pelaksanaan PAUD, baik melalui segi penyediaan fasilitas dalam membantu proses belajar-mengajar maupun lingkungan yang memadai sebagai lokasi pengembangan potensi bagi anak TK?”

METODE PENGAMBILAN DATA
Pada penelitian proyek mini ini peneliti memutuskan untuk menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif  adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto dan lain-lain.
Dan pada proyek mini ini peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi dalam mengumpulkan setiap data atau informasi yang diperoleh guna mendukung keakuratan hasil penelitian.
Subjek yang kami wawancarai ialah guru dan pelaksana tugas pendidikan TK Pembina I (Ibu Ramsa), dan kami juga mengobservasi kegiatan belajar-mengajar yang sedang berlangsung, aktivitas bermain anak-anak TK serta kegiatan diskusi antara anak TK dan guru pendamping. Kami juga mengobservasi setiap ruangan yang ada di TK tersebut sebagai tempat pengembangan potensi anak TK, seperti ruangan alat musik, ruangan komputer, dan ruangan bermain.

ALAT DAN BAHAN
-         Kamera Digital untuk dokumentasi (foto-foto)
-         Buku dan Alat Tulis (untuk wawancara)
-         Laptop (untuk pengerjaan hasil penelitian)
-         Buku-buku referensi yang mendukung teori
-         Modem (untuk mengumpulkan informasi dari internet)

Pelaksanaan Penelitian
Adapun penelitian ini telah memiliki kesepakatan sebelumnya kepada pihak yang diteliti/subjek penelitian sehingga pada tanggal 15 Mei 2012, pukul 11.00 WIB, peneliti mengunjungi TK Pembina I untuk melakukan penelitian. Sesampainya di TK Pembina I peneliti berbincang-bincang dan menjelaskan kepada subjek penelitian tentang tujuan dari penelitian yang sedang diadakan. Lalu setelah subjek penelitian memahami tujuan penelitian, peneliti dibimbing oleh Ibu Ramsa selaku Pelaksana Tugas di TK Pembina I untuk melakukan observasi terhadap ruangan-ruangan yang ada di TK Pembina I yang digunakan anak-anak TK untuk memaksimalkan perkembangan potensinya.
Setelah melakukan observasi terhadap ruangan dan berbagai fasilitas yang ada di TK Pembina I, maka peneliti mewawancarai Ibu Ramsa berkaitan dengan metode yang diterapkan di TK Pembina I guna mengembangkan potensi baik akademis maupun seni dan bahasa bagi setiap anak TK. Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan saat wawancara ialah berkaitan dengan:
- Lamanya pengalaman dalam Pendidikan Anak Usia Dini
- Bagaimana fasilitas sebagai sarana dan prasarana yang ada di TK Pembina I
- Metode pengajaran di TK. Pembina I
- Bagaimana proses mengembangkan potensi anak TK (kemampuan akademik dan non akademik)
- Penanganan terhadap anak yang memiliki kesulitan secara emosional
- Kenyamanan mengajar bagi para guru
- Bagaimana situasi anak-anak di TK. Pembina I

EVALUASI HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan di TK. Pembina I terdapat beberapa poin penting:
·      Pada TK Pembina I, pengembangan potensi anak TK tidak hanya difokuskan pada kemampuan akademis, tetapi juga potensi seni dan bahasa, serta potensi keagamaan anak disesuaikan dengan minat dan bakat yang ada pada anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya area-area yang disediakan bagi anak seperti area balok, area IPA (sains), area air dan pasir, area drama, area bahasa, area seni, area musik, dan area agama, pemanfaatan dari area yang telah disediakan diharapkan mampu mengembangkan aspek-aspek potensi dari setiap anak dan juga mampu mengembangkan sikap perilaku lewat nilai moral keagamaan serta sosio-emosional dan kemampuan dasar yaitu bahasa, kognitif, dan psikomotorik anak bisa berkembang dalam membantu kesiapannya memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
·      TK Pembina I telah menerapkan metode “Bermain sambil Belajar seraya Belajar sambil Bermain” dalam melakukan proses pembelajaran guna membantu dalam mengembangkan potensi anak, baik secara akademis maupun seni & bahasa. Kemampuan akademis seperti membaca, berhitung, menulis, dapat tercapai apabila pembelajaran diberikan kepada anak dengan cara yang benar yaitu dengan cara bermain, sehingga anak tidak merasa dipaksa untuk mahir dalam bidang ini, tetapi anak akan menyukai proses pembelajaran yang ada sehingga menimbulkan ketertarikan anak untuk belajar dan tentunya akan semakin dapat mengembangkan potensi yang ada pada setiap anak.
·      Adapun dalam tujuan mengembangkan setiap potensi yang ada pada anak, TK Pembina I menyusun sebuah RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang dibagi menjadi 30 menit pertama sebagai kegiatan awal, 60 menit pertama sebagai kegiatan inti, 45 menit untuk relaksasi bagi anak lewat istirahat makan siang dan bermain, dan 30 menit terakhir untuk kegiatan akhir. Guna menjadikan proses pembelajaran semkain efektif, TK Pembina I memfokuskan kinerja guru dimana 1 orang guru bertanggung jawab terhadap 5-6 orang anak saja, sehingga perhatian guru lebih terarah dan terfokus pada pengembangan potensi anak TK.
·      Dunia anak tidak terlepas dari adanya emosional atau agresifitas yang berbeda dari tiap anak, oleh sebab itu TK Pembina I menerapkan kelembutan, kasih sayang, dan perhatian yang lebih dalam mendidik dan mengatasi anak-anak yang emosional dan agresif. TK Pembina I juga menerapkan teknik music theraphy (dengan angklung sebagai alat musiknya) dalam menurunkan tingkat emosional anak. Diharapkan dengan teknik ini, energi emosi anak dapat tersalur dengan aktifitas positif seperti bermain angklung, dengan adanya alunan musik yang merdu diharapkan mampu menurunkan agresifitas anak.
·      Pendidikan Anak Prasekolah juga harus memperhatikan kenyamanan dan keamanan guru dalam memberikan pembelajaran kepada anak TK. Pengalaman mengajar dalam Pembelajaran Anak Usia Dini juga mempengaruhi dalam mengatasi dan memberikan pembelajaran kepada anak TK. Guru yang belum memiliki pengalaman mengajar yang baik cenderung memahami anak secara umum bukan melihat kepada keinginan dan minat dari individu anak itu sendiri. Oleh sebab itu dalam mendidik Anak Prasekolah diperlukan adanya kredibilitas dari setiap guru yang memberikan pembelajaran guna memaksimalkan pengembangan potensi yang ada dalam diri anak TK. Guru harus menciptakan kedekatan dengan anak, sehingga anak merasa nyaman selama proses pembelajaran, karena masa TK merupakan masa transisi dari dunia rumah dengan dunia sosial, sehingga peran guru dalam menciptakan kedekatan dengan anak sangatlah penting.

KALKULASI DANA PROYEK MINI
-        Membeli Roti untuk subjek penelitian           Rp.   50.000, 00
-        Transportasi menuju tempat penelitian          Rp.   20.000, 00
                                                                     Total Rp.   70.000, 00 


TIME TABLE
No.
Kegiatan
Tanggal
1.

2.


3.


4.



5.

6.



7.


8.


9.

10.
11.

12.

14
Diskusi kelompok berkaitan dengan tuntutan tugas.
Pengumpulan Referensi dan pembuatan kerangka pengerjaan makalah
Pengerjaan Makalah:
-      Pendahuluan
-       Landasan Teori
Diskusi kelompok tentang subjek penelitian dan pengumpulan data berkaitan subjek penelitian yaitu alamat dan no.telp (TK Pembina I)
Diskusi kelompok pada tanggal berapa akan pergi ke TK PembinaI
Peneliti mengabarkan Subjek Peneliti pada tanggal berapa akan datang ke TK Pembina I untuk meneliti.
Pengumpulan data ke lapangan (Peneliti melakukan penelitian ke TK. Pembina I)
Pengurusan surat izin ke bagian akademik untuk diserahkan kepada subjek penelitian.
-  Pembahasan dengan hasil analisa lapangan
-  Kesimpulan
 Pembuatan Poster sebagai hasil proyek mini
Diskusi akhir evaluasi tugas (testimoni)
Pengumpulan Tugas (posting blog)
23 April 2012

25 April 2012


     
      28 – 30 April 2012
01 – 02 Mei 2012
04 Mei 2012



11 Mei 2012

14 Mei 2012


15 Mei 2012


16 Mei 2012


16 Mei 2012

17 Mei 2012

05 Juni 2012

07 Juni 2012

08 Juni 2012



POSTER






TESTIMONI KELOMPOK

1. Merry Christine (11-054)
Pada awalnya saya merasa bingung dengan tujuan dari tugas mini proyek ini, namun setelah saya mengerjakannya saya menyadari bahwa tugas ini sangat berarti dalam mendukung perkembangan pendidikan saya kedepannya. Beragam kesulitan dalam mengerjakan mini proyek ini baik itu penyatuan ide dari tiap anggota kelompok, sampai kepada kesulitan dalam meminta subjek penelitian untuk bersedia bekerja sama menjadi pengalaman menarik bagi saya dalam meneruskan pendidikan maupun penelitian di masa yang akan datang. Melalui tugas mini proyek ini saya belajar bahwa ternyata dunia psikologi dapat diterapkan pada fenomena pendidikan yang ada.

2. Cynthia Marilyn Sitompul (11-070)
Saat pertama kali saya diberikan tugas mini proyek ini, saya merasa kebingungan harus memulai darimana. Lalu, saya melihat acuan, dan mulai ada gambaran mengenai mini proyek lagi. Lalu, kami harus memilih topik, jadi bingung lagi haha. Tapi, akhirnya kami memutuskan untuk memilih topik ruang lingkup prasekolah ini. Saat merencanakannya tentu kami menemukan banyak kesulitan untuk menemukan kata sepakat. Namun, akhirnya itu semua bisa kami atasi. Dan akhirnya, kami pun terjun ke lapangan. Perasaan saya sangat senang, karena ilmu yang saya peroleh dapat saya bandingkan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, sangat senang lah mendapat tugas mini proyek ini. Menambah wawasan. Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, Bu Dina, karena telah memberikan dan mengarahkan kami dalam mengerjakan proyek yang sangat menarik ini.

3. Galih Mataro (11-111)

Tugas mini proyek ini amat menantang dan mengundang mahasiswa untuk mulai menetapkan rencana skripsi yang akan ditulis. Perencanaan awal terhadap pengerjaan proyek mini ini sangat mengesankan. Hingga pada akhirnya proyek mini ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu adalah merupakan hasil kerjasama yang baik antar anggota kelompok dengan dosen pengampu mata kuliah yaitu Ibu Dina yang memberikan keterangan dan pengarahan yang tepat dalam kami mengerjakan proyek mini. Segala kesulitan yang kami alami dalam pengerjaan proyek mini ini telah mampu diatasi dengan baik. Terima kasih Bu Dina atas arahannya.


 DAFTAR PUSTAKA

Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Papalia, D.E. 2003. Child Development : A Topical Approach . New York : McGraw-Hill
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed 5. Jakarta : Erlangga



Minggu, 03 Juni 2012

PostHeaderIcon Mengenal Tokoh Psikologi III

13. Erik Erikson (1902 – 1994) 

Erik Homburger Erikson dilahirkan di Frankfurt, Jerman, pada tahun 1902. Ayahnya adalah seorang keturunan Denmark dan Ibunya seorang Yahudi. Erikson belajar psikologi pada Anna Freud (putri dari Sigmund Freud) di Vienna Psycholoanalytic Institute selama kurun waktu tahun 1927-1933. Pada tahun 1933 Erikson pindah ke Denmark dan disana ia mendirikan pusat pelatihan psikoanalisa (psychoanalytic training center). Pada tahun 1939 ia pindah ke Amerika serikat dan menjadi warga negara tersebut, dimana ia sempat mengajar di beberapa universitas terkenal seperti Harvard, Yale, dan University of California di Berkley.
Erik Erikson sangat dikenal dengan tulisan-tulisannya di bidang psikologi anak. Berangkat dari teori tahap-tahap perkembangan psikoseksual dari Freud yang lebih menekankan pada dorongan-dorongan seksual, Erikson mengembangkan teori tersebut dengan menekankan pada aspek-aspek perkembangan sosial. Dia mengembangkan teori yang disebut theory of Psychosocial Development (teori perkembangan psikososial) dimana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan.
Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Erikson dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, diantaranya adalah: (1) Young Man Luther: A Study in Psychoanalysis and History (1958), (2) Insight and Responsibility (1964), dan Identity: Youth and Crisis (1968).


14. Burrhus F. Skinner (1904 – 1990) 

Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.
Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya, ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.
Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak belaka.
Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut. Bagi Skinner hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur seperti emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner menerima banyak kritik.



Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungannya yang buruk dengan kedua orangtuanya. Semasa kanak-kanak dan remaja Maslow merasa bahwa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya.
Keluarga Maslow amat berharap bahwa ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan. Untuk menyenangkan kemauan ayahnya, Maslow sempat belajar di bidang Hukum tetapi kemudian tidak dilanjutkannya. Ia akhirnya mengambil bidang studi psikologi di University of Wisconsin, dimana ia memperoleh gelar Bachelor tahun 1930, Master tahun 1931, dan Ph.D pada tahun 1934.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow


16. Eysenck (1916 – 1997) 

Hans Jurgen Eysenck dilahirkan di Berlin, Jerman, pada tahun 1916. Kedua orangtuanya adalah selebritis yang sangat berharap bahwa Eysenck kelak dapat menjadi seorang aktor. Pada usia 2 tahun Eysenck terpaksa dibesarkan oleh neneknya karena orangtuanya bercerai. Setelah tamat SMU Eysenck memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar negeri karena ia merasa tidak senang dengan Regim Nazi. Ia memang meninggalkan Jerman dan akhirnya menetap di Inggris, dimana ia memperoleh gelar Ph.D. di bidang psikologi dari University of London. Sejak saat itu ia telah menulis lebih dari 50 buku dan 600 artikel penelitian dengan berbagai topik. Oleh sebab itu, oleh para pengkritiknya ia sering dianggap sebagai seorang yang serba bisa dan ahli membuat teori (meskipun banyak juga teori yang didukung oleh hasil penelitiannya). Eysenck adalah seorang ahli teori biologi dan hal ini membuatnya terinspirasi untuk melakukan penelitian pada komponen-komponen biologis dari kepribadian. Dia mengatakan bahwa intelegensi merupakan sesuatu yang diturunkan sejak lahir. Ia juga memperkenalkan konsep ekstroversi (introversi-ekstraversi) dan neurotisme (neurotik-stabil) sebagai dua dimensi dasar kepribadian. Dia percaya bahwa karakteristik kepribadian dapat diuraikan berdasarkan dua dimensi tersebut, yang disebutnya dengan "Supertraits".


17. Albert Bandura (1925 – ) 

Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1972.
Design elements by Miss Honey