About Me
Pages
About this blog
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
About Me
Blog Archive
Followers
Jumat, 12 April 2013
UTS 2012/2013
13.59 | Diposting oleh
11054mcs |
Edit Entri
1. Uraikan secara singkat dan padat proses pembelajaran yang kelompok anda rencanakan. Beri ulasan atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan Pedagogi praktis abad 21.
Rencana Pembelajaran Kelompok 6
- Anggota Kelompok:
Haifa Chairunnisa (11-050); Merry Christine
(11-054); Raffles Pardede (11-118)
- Topik
Pembelajaran: Pedagogi Hubungan Sekolah & Kehidupan, serta kriteria guru
yang baik
- Materi yang
diajarkan: Memasak Pisang tabur keju & coklat
- Peserta Ajar: 5
orang, yang terdiri dari adik Raffles dan beberapa temannya.
- Tempat
Pengajaran: Rumah Raffles
- Sarana dan
Prasarana Pengajaran: Disediakan Raffles
- Waktu
Pelaksanaan: Kamis, 04 April 2013, jam 16.00 (perkiraan waktu 30 menit)
- Alasan memilik
pengajaran: Karena menurut pemahaman kami akan paedagogi, seorang guru harus
mampu merancangkan pembelajaran dimana pengetahuan tersebut berguna bagi
peserta ajar. Adik Raffles sangat menggemari pisang tabur keju dan coklat,
namun selama ini selalu dibuatkan, oleh karena itu kami berusaha mengajarkan
mereka cara membuatnya.
Evaluasi Perencanaan:
Kelompok kami menetapkan dan menyiapkan
dengan baik hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran ini.
Pengajaran dilakukan sore hari agar tidak mengganggu jam sekolah dan les
peserta ajar. Kelompok kami berjanji berkumpul dirumah Raffles pada pukul
16.00, alat dan bahan sudah disiapkan. Namun ternyata beberapa subjek
berhalangan untuk hadir karena beberapa alasan, akhirnya setelah menunggu
subjek lain, pengajaran dimulai pukul 16.30 dengan 3 orang subjek. Dan oleh
karena beberapa masalah ketertiban anak-anak, kelompok kami menyelesaikan
pengajaran pada pukul 17.30 (perkiraan waktu sebelumnya 17.00 sudah selesai).
Ulasan berdasarkan Pedagogi Praktis Abad
21
Pedagogi Praktis Abad
21 merupakan pemahaman dalam pola pembelajaran yang disesuaikan dengan
perubahan zaman (berkembangnya ilmu pengetahuan dan TIK) serta kebutuhan siswa.
Dalam merencanakan pengajaran, Kelompok kami juga berusaha mendesain pengajaran
agar pengetahuan yang kami berikan tidak menjadi sia-sia, tetapi harus disesuaikan
dengan kebutuhan peserta ajar dan kemajuan zaman.
Hal ini diwujudkan
dengan pengajaran kami yang tidak berfokus pada pengetahuan yang berkaitan
dengan akademis, karena menurut kelompok kami, pengetahuan tentang hal akademis
sudah sangat cukup diperoleh peserta ajar dari sekolah dan les yang mereka
ikuti. Oleh sebab itu kelompok kami berusaha menetapkan pengajaran yang
membangun minat peserta ajar sekaligus juga membantu meningkatkan kreatifitas
mereka, maka kami memilih mengajarkan pisang bakar tabur coklat dan keju.
Dalam buku Danim
(2010) tercatat bahwa sebagai ilmu dalam mengajar, pedagogi masuk dalam 2
kategori:
1.
Pedagogi
Formal: upaya mengembangkan pedagogi
yang efektif lewat penelitian sistematis
2.
Pedagogi
Praktis: mengembangkan pembelajaran
yang praktis (berguna) dalam kehidupan sehari-hari.
Disesuaikan dengan tujuan awal kelompok kami, maka
pengajaran yang kami lakukan termasuk dalam kategori pedagogi praktis, karena kami berfokus pada kegunaan pengajaran
secara praktis dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan pengembangan
lewat penelitian sistematis.
Beberapa kerangka
kerja guru dalam melakukan pendekatan terhadap pedagogi:
a.
Pertimbangan tujuan
pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran
Guru harus mampu merencanakan pengajaran
yang memiliki tujuan. Dalam hal ini pendidikan cara memasang pisang tabur keju
dan coklat bertujuan agar anak-anak mengetahui proses bagaimana makanan
tersebut bisa tersaji. Nilai yang mendukung pengajaran ialah anak-anak akan
semakin kreatif.
b.
Pengetahuan tentang
teori belajar
Seorang guru harus memiliki pengetahuan
tentang teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar
konstruktivisme dan teori belajar gestalt (penjelasan teori belajar lengkap, klik
disini).
Pengetahuan akan teori belajar yang baik
akan membantu guru bagaimana merancangkan pengajaran yang tepat. Berdasarkan
hasil identifikasi saya, pengajaran yang kami lakukan terkait dengan teori
belajar gestalt, karena pengajaran kami memberikan makna ‘perlu untuk
mengetahui proses’ bagi peserta ajar. Hal ini sesuai dengan teori gestalt
tentang pembelajaran yang bermakna.
c.
Pengetahuan tentang
konsep berbeda dari mengajar
Mengajar
adalah pemberian informasi dari pengajar kepada peserta ajar (klik
untuk penjelasan rinci). Dengan pemahaman kelompok kami akan konsep
belajar, maka kami tentunya akan berusaha semaksimal mungkin memberikan
pengajaran demi tercapainya tujuan mengajar.
d.
Pengetahuan tentang
model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karaktersitik siswa,
lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan
berbagai jenis pembelajaran. (penjelasan
lengkap, klik disini)
Guru yang baik tentu memperhatikan
aspek-aspek yang mempengaruhi pengajaran. Berkaitan dengan aspek interaksi
dinamis karakteristik siswa dan lingkungan belajar, kami memberikan kesempatan
kepada adik Raffles untuk memilih teman-temannya sendiri dalam mengikuti
pengajaran ini. Hal ini tentunya akan memudahkan interaksi antara karakteristik
siswa yang ia rasa cocok/sesuai dengan dirinya
e.
Memahami operasional
pedagogi dalam kelas.
Kelompok
kami berusaha menciptakan suasana pengajaran yang santai dan menyenangkan bagi
peserta ajar, karena anak-anak tentunya menyukai pembelajaran yang diperoleh
dengan bermain. Dengan suasana santai tersebut, mereka akan ‘berani’ menerima
setiap tantangan (memotong pisang sesuai ukurannya, dll) dalam pengajaran dan
tentunya daya kreatifitas mereka akan lebih muncul.
f. Pengetahuan dan
keterampilan dalam mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori pendidikan.
Evaluasi praktik pengajaran tentunya penting, karena
hal ini merupakan reinforcement bagi
peserta didik. Hal ini kami tunjukkan dengan mengucapkan kata “Bagus”, “Oke”
dan tersenyum, jika peserta didik berusaha melakukan instruksi yang kami
berikan.
2.
Uraikan secara singkat dan padat hasil observasi dari
proses pembelajaran kelompok anda. Beri evaluasi atas uraian tersebut
berdasarkan tinjauan Pedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer.
A.
Hasil Observasi Peserta Ajar
1)
Agnesia
-
Pada permulaan
pengajaran terlihat menggigit kuku, dalam teori bahasa tubuh hal ini dikaitkan
dengan rasa ketertarikan.
-
Ikut memotong
pisang (meskipun awalnya menolak), membantu menyusun pisang ke piring untuk
dimasak, memegang sudip. Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia berpartisipasi aktif
dalam pengajaran.
-
Pada tahap finishing dari kegiatan ini, Agnesia
turut menaburkan keju dan susu coklat, sambil menjilat lelehan susu di jarinya.
Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia ‘menikmati’ suasana pengajaran.
-
Di scene penutup Agnesia ikut melambaikan tangan
ke kamera.
2)
Cantika
-
Pada awal dan
pembukaan dari kegiatan, Cantika tampak memainkan piring. Dalam teori bahasa
tubuh, hal ini menunjukkan kebosanan / ketidak-tertarikkannya.
-
Namun pada tahap
selanjutnya, Cantika terlihat membantu Raffles mengupas pisang yang akan
digunakan, dan mengajukan diri ketika pengajar bertanya siapa yang ingin
memotong pisang. Hal ini menunjukkan rasa ketertarikan Cantika pada kegiatan
pengajaran mulai muncul.
-
Pada tahap
penyimpulan pengajaran, Cantika terlihat menggaruk-garuk kepala. Dalam teori
bahasa tubuh diindikasikan dengan kebingungan. Meskipun pada akhirnya Cantika
ikut melambaikan tangan ke kamera pada penutupan.
3)
Kevin
-
Di awal kegiatan
banyak menggaruk leher, menggigit kuku, menopang dagu, mengetuk meja, melipat
tangan sebagai tumpuan kepala di meja. Semua hal ini mengindikasikan tanda
kebosanan pada Kevin.
-
Namun seiring
berjalannya proses pengajaran, Kevin mulai ikut memegang sudip, menaburkan keju
parut, dsb. Hal ini menunjukkan ketertarikan Kevin mulai muncul.
-
Pada penutup,
Kevin turut melambaikan tangan.
B.
Hasil Observasi Pengajar
1)
Merry
- Merry memegang
kamera ketika Haifa dan Raffles memberikan pembukaan kegiatan.
- Dalam proses
pemotongan pisang, Merry membantu membersihkan sampah kulit pisang.
- Merry memberi
instruksi pisang yang sudah dipotong ditaruh ke piring bersih.
- Merry meminta
peserta ajar untuk memotong pisang, lalu merry diam dan mengamati, kemudian
memberikan evaluasi potongan pisang jika masih terlalu besar.
- Merry
menghidupkan kompor untuk mulai memasak pisang dengan mentega.
- Setelah selesai
dimasak, Merry memberi contoh parutan keju, sambil meminta peserta ajar untuk
ikut memarut keju (Merry membantu memegang parutan), setelah itu menuangkan
susu.
- Pada scene penutup, Merry turut melambaikan
tangan ke kamera.
2)
Haifa
- Greetings dan
pembukaan dilakukan oleh Haifa & Raffles. Pada saat memberikan pembukaan,
Haifa tampak menggaruk dan membenarkan jilbab.
- Pada kegiatan
mengupas pisang, Haifa turut membersihkan sampah kulit pisang kemudian
menyisihkan pisang yang akan digunakan.
- Pada saat peserta
ajar ikut memotong pisang, Haifa diam dan mengamati.
- Pada scene akhir, Haifa ikut melambaikan
tangan ke kamera.
3)
Raffles
- Raffles
berdampingan dengan Haifa saat scene pembukaan
& greetings.
- Pada saat
memotong pisang, Raffles pertama kali memegang pisau & memberi contoh
potongan pisang.
- Raffles
memberikan instruksi agar sampah kulit pisang dibuang ke tempat sampah.
- Saat proses
pisang akan dimasak, Raffles mengoleskan mentega, kemudian menuangkan pisang
yang sudah dimasak ke piring.
- Pada scene penutup, Raffles memberikan
nasihat agar berhati-hati dalam menggunakan pisau.
Uraian
berdasarkan Pedagogi, TIK dan Fenomena Kontemporer
Beberapa
Hal Esesnsial dalam Pedagogi:
a) Penilaian
Kebutuhan: Materi Pengajaran yang
kami berikan dibutuhkan bagi peserta ajar, untuk mereka bisa menghargai
‘prosesnya’, bukan hanya ‘menikmati’ hasilnya.
b) Pertumbuhan
Profesional: Meningkatkan mutu
pengajaran dengan para pengajar dalam kegiatan ini bersifat ‘komunikatif’
terhadap para peserta ajar.
c) Budaya Kelas: Para pengajar menumbuhkan budaya belajar pada siswa
dengan memberikan contoh.
d) Strategi: Para pengajar memaksimalkan hasil pengajaran yang
ditunjukkan dengan memberikan evaluasi ketika ada potongan pisang yang salah, memberikan
evaluasi keseluruhan terhadap hasil dan makna pengajaran.
e) Pengelolaan
Sumber Daya: Pengajar memang tidak banyak menggunakan media
teknologi dalam kegiatan ini. Namun pengelolaan sumber daya dapat ditunjukkan
dengan penggunaan pisang yang secukupnya dan tidak berlebihan.
f) Pemecahan Masalah: Masalah-masalah
yang timbul selama kegiatan, seperti bahasa kebosanan dari Kevin dan Cantika,
berusaha diatasi oleh pengajar dengan cara melibatkan mereka dalam kegiatan,
bukan hanya ‘menonton’.
g) Orkestrasi: Pengajar berusaha
mengatur aspek-aspek dalam pedagogi dengan menciptakan suasana belajar yang
baik menurut pemahaman akan teori dari matakuliah Paedagogi
h) Penggunaan TIK: dalam kegiatan ini, kelompok tidak menggunakan media
TIK.
Siswa yang efektif ialah mereka yang memahami apa yang
mereka pelajari, mengapa dipelajari dan bagaimana menggunakan pembelajaran
tersebut. Kelompok kami sangat mengutamakan ketiga hal diatas ada dalam diri
siswa, kami memaksimalkannya dengan memberikan pembukaan dan evaluasi tentang
apa yang dipelajari, mengapa perlu dipelajari dan apa kegunaannya.
Guru juga perlu mendorong kegiatan komunitas belajar.
Hal ini kami aplikasikan dengan pengajaran berkelompok (sama-sama mendengarkan
pengajaran), bukan one-on-one (1
pengajar mengajar 1 anak). Hal ini akan melatih mereka membangun bahasa dalam
komunikasi kelompok (komunitas).
Fenomena Kontemporer.
Peranan TIK dalam pembelajaran sangat membantu kelompok
kami sebagai tim pengajar untuk mengumpulkan informasi-informasi penting dari
berbagi sumber dan media tentang penanganan anak di kelas, baik anak yang
sangat aktif, maupun tidak aktif sama sekali. Sehingga pada saat pelaksanaan
pengajaran, saya merasa kelompok kami tidak kesulitan menghadapi anak-anak
tersebut.
Pedagogi Kontemporer juga memberikan pemahaman pada
kelompok (pengajar) bahwa guru bukan ‘pemberi pengetahuan’ saja, namun guru
juga memperoleh pembelajaran lewat kegiatan pengajaran. Dengan proses
pengajaran, guru belajar untuk mengeksplorasi dirinya berkaitan dengan
pemahaman akan materi, pengaturan kelas, mengatasi permasalahan yang ada.
3.
Tuliskan pandangan anda tentang perkuliahan Pedagogi
di F. Psikologi USU semester genap T.A 2012/2013 berdasarkan tinjauan Pedagogi
Teoritis dan Prinsip-Prinsip Pedagogis.
-
Menurut Ana Maria
Gonzalez (Danim 2010), proses pedagogi merupakan proses pendidikan yang
menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran dan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya
untuk menjalani kehidupan. Dalam Perkuliahan ini, tugas-tugas praktek mengajar
yang diberikan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan pedagogis saya.
Tugas ini tidak hanya memberikan pemahaman lebih tentang pedagogi, namun juga
mempersiapkan saya lewat pengalaman sederhana namun sangat bermakna tentang
bagaimana pengaturan pengajaran, pengaturan kelas, dsb.
-
Secara teoritis,
Pedagogi juga bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa, hal ini dapat
dikaitkan dengan pelaksanaan perkuliahan Pedagogi semester ini sangat menantang
saya sebagai mahasiswa untuk memiliki kepribadian yang kritis dalam mengamati
fenomena-fenomena pedagogis yang ada di lingkungan.
Terdapat 6 prinsip pedagogis yang dikemukakan Addine:
1. Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses
paedagogis: Perkuliahan pedagogi
memberikan saya kesadaran akan pentingnya media-media yang mendukung pembelajaran.
Hal ini sangat sesuai dengan proses paedagogis terstruktur yang memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Hubungan sekolah dan kehidupan: Perkuliahan ini tidak hanya memberikan pemahaman,
namun juga penggunaannya dalam kehidupan lewat tugas praktek pengajaran.
3. Mengombinasikan karakter kolektif dan individual
pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa: selama proses perkuliahan, setiap mahasiswa diberi
kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya berkaitan dengan materi yang dipelajari.
4. Kesatuan pengajaran, pendidikan dan pengembangan
proses: Pengajaran dalam perkuliahan
ini tentunya menghasilkan pengembangan pribadi saya lewat kesatuan proses
pengajaran & pendidikan.
5. Dominan kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam
suasana kering: Hasil mempengaruhi
pandangan (kognitif) saya dalam fenomena pendidikan yang ada.
6. Masing-masing subsistem aktifitas, komunikasi, dan
kepribadian yang saling terkait satu sama lain: kegiatan perkuliahan, komunikasi dalam perkuliahan
membentuk kepribadian saya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar