About Me

Pages

About this blog

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Followers

Jumat, 12 April 2013

PostHeaderIcon UTS 2012/2013


1.    Uraikan secara singkat dan padat proses pembelajaran yang kelompok anda rencanakan. Beri ulasan atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan Pedagogi praktis abad 21.
Rencana Pembelajaran Kelompok 6
-  Anggota Kelompok: Haifa Chairunnisa (11-050); Merry Christine (11-054); Raffles Pardede (11-118)
-  Topik Pembelajaran: Pedagogi Hubungan Sekolah & Kehidupan, serta kriteria guru yang baik
-  Materi yang diajarkan: Memasak Pisang tabur keju & coklat
-  Peserta Ajar: 5 orang, yang terdiri dari adik Raffles dan beberapa temannya.
-  Tempat Pengajaran: Rumah Raffles
-  Sarana dan Prasarana Pengajaran: Disediakan Raffles
- Waktu Pelaksanaan: Kamis, 04 April 2013, jam 16.00 (perkiraan waktu 30 menit)
-  Alasan memilik pengajaran: Karena menurut pemahaman kami akan paedagogi, seorang guru harus mampu merancangkan pembelajaran dimana pengetahuan tersebut berguna bagi peserta ajar. Adik Raffles sangat menggemari pisang tabur keju dan coklat, namun selama ini selalu dibuatkan, oleh karena itu kami berusaha mengajarkan mereka cara membuatnya.


Evaluasi Perencanaan:

Kelompok kami menetapkan dan menyiapkan dengan baik hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengajaran ini. Pengajaran dilakukan sore hari agar tidak mengganggu jam sekolah dan les peserta ajar. Kelompok kami berjanji berkumpul dirumah Raffles pada pukul 16.00, alat dan bahan sudah disiapkan. Namun ternyata beberapa subjek berhalangan untuk hadir karena beberapa alasan, akhirnya setelah menunggu subjek lain, pengajaran dimulai pukul 16.30 dengan 3 orang subjek. Dan oleh karena beberapa masalah ketertiban anak-anak, kelompok kami menyelesaikan pengajaran pada pukul 17.30 (perkiraan waktu sebelumnya 17.00 sudah selesai).

Ulasan berdasarkan Pedagogi Praktis Abad 21

Pedagogi Praktis Abad 21 merupakan pemahaman dalam pola pembelajaran yang disesuaikan dengan perubahan zaman (berkembangnya ilmu pengetahuan dan TIK) serta kebutuhan siswa. Dalam merencanakan pengajaran, Kelompok kami juga berusaha mendesain pengajaran agar pengetahuan yang kami berikan tidak menjadi sia-sia, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta ajar dan kemajuan zaman.
Hal ini diwujudkan dengan pengajaran kami yang tidak berfokus pada pengetahuan yang berkaitan dengan akademis, karena menurut kelompok kami, pengetahuan tentang hal akademis sudah sangat cukup diperoleh peserta ajar dari sekolah dan les yang mereka ikuti. Oleh sebab itu kelompok kami berusaha menetapkan pengajaran yang membangun minat peserta ajar sekaligus juga membantu meningkatkan kreatifitas mereka, maka kami memilih mengajarkan pisang bakar tabur coklat dan keju.
Dalam buku Danim (2010) tercatat bahwa sebagai ilmu dalam mengajar, pedagogi masuk dalam 2 kategori:
1.    Pedagogi Formal: upaya mengembangkan pedagogi yang efektif lewat penelitian sistematis
2.    Pedagogi Praktis: mengembangkan pembelajaran yang praktis (berguna) dalam kehidupan sehari-hari.
Disesuaikan dengan tujuan awal kelompok kami, maka pengajaran yang kami lakukan termasuk dalam kategori pedagogi praktis, karena kami berfokus pada kegunaan pengajaran secara praktis dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan pengembangan lewat penelitian sistematis.

Beberapa kerangka kerja guru dalam melakukan pendekatan terhadap pedagogi:
a.    Pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran
Guru harus mampu merencanakan pengajaran yang memiliki tujuan. Dalam hal ini pendidikan cara memasang pisang tabur keju dan coklat bertujuan agar anak-anak mengetahui proses bagaimana makanan tersebut bisa tersaji. Nilai yang mendukung pengajaran ialah anak-anak akan semakin kreatif.
b.    Pengetahuan tentang teori belajar
Seorang guru harus memiliki pengetahuan tentang teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivisme dan teori belajar gestalt (penjelasan teori belajar lengkap, klik disini).
Pengetahuan akan teori belajar yang baik akan membantu guru bagaimana merancangkan pengajaran yang tepat. Berdasarkan hasil identifikasi saya, pengajaran yang kami lakukan terkait dengan teori belajar gestalt, karena pengajaran kami memberikan makna ‘perlu untuk mengetahui proses’ bagi peserta ajar. Hal ini sesuai dengan teori gestalt tentang pembelajaran yang bermakna.
c.    Pengetahuan tentang konsep berbeda dari mengajar
Mengajar adalah pemberian informasi dari pengajar kepada peserta ajar (klik untuk penjelasan rinci). Dengan pemahaman kelompok kami akan konsep belajar, maka kami tentunya akan berusaha semaksimal mungkin memberikan pengajaran demi tercapainya tujuan mengajar.
d.   Pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karaktersitik siswa, lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran. (penjelasan lengkap, klik disini)
Guru yang baik tentu memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi pengajaran. Berkaitan dengan aspek interaksi dinamis karakteristik siswa dan lingkungan belajar, kami memberikan kesempatan kepada adik Raffles untuk memilih teman-temannya sendiri dalam mengikuti pengajaran ini. Hal ini tentunya akan memudahkan interaksi antara karakteristik siswa yang ia rasa cocok/sesuai dengan dirinya
e.    Memahami operasional pedagogi dalam kelas.
Kelompok kami berusaha menciptakan suasana pengajaran yang santai dan menyenangkan bagi peserta ajar, karena anak-anak tentunya menyukai pembelajaran yang diperoleh dengan bermain. Dengan suasana santai tersebut, mereka akan ‘berani’ menerima setiap tantangan (memotong pisang sesuai ukurannya, dll) dalam pengajaran dan tentunya daya kreatifitas mereka akan lebih muncul.
f.  Pengetahuan dan keterampilan dalam mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori pendidikan.
Evaluasi praktik pengajaran tentunya penting, karena hal ini merupakan reinforcement bagi peserta didik. Hal ini kami tunjukkan dengan mengucapkan kata “Bagus”, “Oke” dan tersenyum, jika peserta didik berusaha melakukan instruksi yang kami berikan.

2.    Uraikan secara singkat dan padat hasil observasi dari proses pembelajaran kelompok anda. Beri evaluasi atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan Pedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer.

A.  Hasil Observasi Peserta Ajar


1)   Agnesia
-       Pada permulaan pengajaran terlihat menggigit kuku, dalam teori bahasa tubuh hal ini dikaitkan dengan rasa ketertarikan.
-       Ikut memotong pisang (meskipun awalnya menolak), membantu menyusun pisang ke piring untuk dimasak, memegang sudip. Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia berpartisipasi aktif dalam pengajaran.
-       Pada tahap finishing dari kegiatan ini, Agnesia turut menaburkan keju dan susu coklat, sambil menjilat lelehan susu di jarinya. Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia ‘menikmati’ suasana pengajaran.
-       Di scene penutup Agnesia ikut melambaikan tangan ke kamera.
2)   Cantika
-       Pada awal dan pembukaan dari kegiatan, Cantika tampak memainkan piring. Dalam teori bahasa tubuh, hal ini menunjukkan kebosanan / ketidak-tertarikkannya.
-       Namun pada tahap selanjutnya, Cantika terlihat membantu Raffles mengupas pisang yang akan digunakan, dan mengajukan diri ketika pengajar bertanya siapa yang ingin memotong pisang. Hal ini menunjukkan rasa ketertarikan Cantika pada kegiatan pengajaran mulai muncul.
-       Pada tahap penyimpulan pengajaran, Cantika terlihat menggaruk-garuk kepala. Dalam teori bahasa tubuh diindikasikan dengan kebingungan. Meskipun pada akhirnya Cantika ikut melambaikan tangan ke kamera pada penutupan.
3)   Kevin
-       Di awal kegiatan banyak menggaruk leher, menggigit kuku, menopang dagu, mengetuk meja, melipat tangan sebagai tumpuan kepala di meja. Semua hal ini mengindikasikan tanda kebosanan pada Kevin.
-       Namun seiring berjalannya proses pengajaran, Kevin mulai ikut memegang sudip, menaburkan keju parut, dsb. Hal ini menunjukkan ketertarikan Kevin mulai muncul.
-       Pada penutup, Kevin turut melambaikan tangan.

B.  Hasil Observasi Pengajar
1)   Merry
-   Merry memegang kamera ketika Haifa dan Raffles memberikan pembukaan kegiatan.
-   Dalam proses pemotongan pisang, Merry membantu membersihkan sampah kulit pisang.
-   Merry memberi instruksi pisang yang sudah dipotong ditaruh ke piring bersih.
-   Merry meminta peserta ajar untuk memotong pisang, lalu merry diam dan mengamati, kemudian memberikan evaluasi potongan pisang jika masih terlalu besar.
-   Merry menghidupkan kompor untuk mulai memasak pisang dengan mentega.
-   Setelah selesai dimasak, Merry memberi contoh parutan keju, sambil meminta peserta ajar untuk ikut memarut keju (Merry membantu memegang parutan), setelah itu menuangkan susu.
-   Pada scene penutup, Merry turut melambaikan tangan ke kamera.
2)   Haifa
-   Greetings dan pembukaan dilakukan oleh Haifa & Raffles. Pada saat memberikan pembukaan, Haifa tampak menggaruk dan membenarkan jilbab.
-  Pada kegiatan mengupas pisang, Haifa turut membersihkan sampah kulit pisang kemudian menyisihkan pisang yang akan digunakan.
-  Pada saat peserta ajar ikut memotong pisang, Haifa diam dan mengamati.
-  Pada scene akhir, Haifa ikut melambaikan tangan ke kamera.
3)   Raffles
-  Raffles berdampingan dengan Haifa saat scene pembukaan & greetings.
-  Pada saat memotong pisang, Raffles pertama kali memegang pisau & memberi contoh potongan pisang.
-  Raffles memberikan instruksi agar sampah kulit pisang dibuang ke tempat sampah.
-  Saat proses pisang akan dimasak, Raffles mengoleskan mentega, kemudian menuangkan pisang yang sudah dimasak ke piring.
-  Pada scene penutup, Raffles memberikan nasihat agar berhati-hati dalam menggunakan pisau.

Uraian berdasarkan Pedagogi, TIK dan Fenomena Kontemporer

Beberapa Hal Esesnsial dalam Pedagogi:
a) Penilaian Kebutuhan: Materi Pengajaran yang kami berikan dibutuhkan bagi peserta ajar, untuk mereka bisa menghargai ‘prosesnya’, bukan hanya ‘menikmati’ hasilnya.
b) Pertumbuhan Profesional: Meningkatkan mutu pengajaran dengan para pengajar dalam kegiatan ini bersifat ‘komunikatif’ terhadap para peserta ajar.
c) Budaya Kelas: Para pengajar menumbuhkan budaya belajar pada siswa dengan memberikan contoh.
d) Strategi: Para pengajar memaksimalkan hasil pengajaran yang ditunjukkan dengan memberikan evaluasi ketika ada potongan pisang yang salah, memberikan evaluasi keseluruhan terhadap hasil dan makna pengajaran.
e) Pengelolaan Sumber Daya: Pengajar memang tidak banyak menggunakan media teknologi dalam kegiatan ini. Namun pengelolaan sumber daya dapat ditunjukkan dengan penggunaan pisang yang secukupnya dan tidak berlebihan.
f)  Pemecahan Masalah: Masalah-masalah yang timbul selama kegiatan, seperti bahasa kebosanan dari Kevin dan Cantika, berusaha diatasi oleh pengajar dengan cara melibatkan mereka dalam kegiatan, bukan hanya ‘menonton’.
g) Orkestrasi: Pengajar berusaha mengatur aspek-aspek dalam pedagogi dengan menciptakan suasana belajar yang baik menurut pemahaman akan teori dari matakuliah Paedagogi
h) Penggunaan TIK: dalam kegiatan ini, kelompok tidak menggunakan media TIK.

Siswa yang efektif ialah mereka yang memahami apa yang mereka pelajari, mengapa dipelajari dan bagaimana menggunakan pembelajaran tersebut. Kelompok kami sangat mengutamakan ketiga hal diatas ada dalam diri siswa, kami memaksimalkannya dengan memberikan pembukaan dan evaluasi tentang apa yang dipelajari, mengapa perlu dipelajari dan apa kegunaannya.
Guru juga perlu mendorong kegiatan komunitas belajar. Hal ini kami aplikasikan dengan pengajaran berkelompok (sama-sama mendengarkan pengajaran), bukan one-on-one (1 pengajar mengajar 1 anak). Hal ini akan melatih mereka membangun bahasa dalam komunikasi kelompok (komunitas).

Fenomena Kontemporer.
Peranan TIK dalam pembelajaran sangat membantu kelompok kami sebagai tim pengajar untuk mengumpulkan informasi-informasi penting dari berbagi sumber dan media tentang penanganan anak di kelas, baik anak yang sangat aktif, maupun tidak aktif sama sekali. Sehingga pada saat pelaksanaan pengajaran, saya merasa kelompok kami tidak kesulitan menghadapi anak-anak tersebut.
Pedagogi Kontemporer juga memberikan pemahaman pada kelompok (pengajar) bahwa guru bukan ‘pemberi pengetahuan’ saja, namun guru juga memperoleh pembelajaran lewat kegiatan pengajaran. Dengan proses pengajaran, guru belajar untuk mengeksplorasi dirinya berkaitan dengan pemahaman akan materi, pengaturan kelas, mengatasi permasalahan yang ada.

3.    Tuliskan pandangan anda tentang perkuliahan Pedagogi di F. Psikologi USU semester genap T.A 2012/2013 berdasarkan tinjauan Pedagogi Teoritis dan Prinsip-Prinsip Pedagogis.
-       Menurut Ana Maria Gonzalez (Danim 2010), proses pedagogi merupakan proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya untuk menjalani kehidupan. Dalam Perkuliahan ini, tugas-tugas praktek mengajar yang diberikan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan pedagogis saya. Tugas ini tidak hanya memberikan pemahaman lebih tentang pedagogi, namun juga mempersiapkan saya lewat pengalaman sederhana namun sangat bermakna tentang bagaimana pengaturan pengajaran, pengaturan kelas, dsb.
-       Secara teoritis, Pedagogi juga bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa, hal ini dapat dikaitkan dengan pelaksanaan perkuliahan Pedagogi semester ini sangat menantang saya sebagai mahasiswa untuk memiliki kepribadian yang kritis dalam mengamati fenomena-fenomena pedagogis yang ada di lingkungan.
Terdapat 6 prinsip pedagogis yang dikemukakan Addine:
1. Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis: Perkuliahan pedagogi memberikan saya kesadaran akan pentingnya media-media yang mendukung pembelajaran. Hal ini sangat sesuai dengan proses paedagogis terstruktur yang memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Hubungan sekolah dan kehidupan: Perkuliahan ini tidak hanya memberikan pemahaman, namun juga penggunaannya dalam kehidupan lewat tugas praktek pengajaran.
3. Mengombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa: selama proses perkuliahan, setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya berkaitan dengan materi yang dipelajari.
4. Kesatuan pengajaran, pendidikan dan pengembangan proses: Pengajaran dalam perkuliahan ini tentunya menghasilkan pengembangan pribadi saya lewat kesatuan proses pengajaran & pendidikan.
5. Dominan kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana kering: Hasil mempengaruhi pandangan (kognitif) saya dalam fenomena pendidikan yang ada.
6. Masing-masing subsistem aktifitas, komunikasi, dan kepribadian yang saling terkait satu sama lain: kegiatan perkuliahan, komunikasi dalam perkuliahan membentuk kepribadian saya.

0 komentar:

Posting Komentar

Design elements by Miss Honey