About Me

Pages

About this blog

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Followers

Selasa, 24 April 2012

PostHeaderIcon HASIL DISKUSI KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN (24 April 2012)



               Liandra Khairunnisa (11-100)
               Friska Pontoria           (11-106)

1.Teknologi dan Pendidikan
Teknologi merupakan suatu kontribusi yang penting dalam aspek pendidikan dimana teknologi semakin meningkat dan terus berkembang dan menjadi bagian yang mendukung kemajuan pendidikan. Dulu masyarakat masih mengandalkan keahlian nonteknologi namun sekarang ini berorientasi pada teknologi.
Dibeberapa sekolah telah menyetujui penggunaan chanel one (kumpulan berita sepuluh menit sehari), dan ada sekolah yang menyisihkan dana untuk membangun system jaringan telecomputing yang menghubungkan kelas-kelas disekolah dan antar kelas yang berbeda.
Teknologi dapat membantu proses pembelajaran disekolah, salah satunya dibeberapa sekolah telah melengkapi perpustakaan dengan komputer untuk mempermudahkan siswa mencari buku dengan tidak perlu melihat daftar buku satu persatu diperpustakaan. Selain itu ketika seorang guru ingin menjelaskan sejarah mengenai manusia purba yang tidak bisa diamati lagi, disinilah peran teknologi sangat membantu. Dengan adanya  penggunaan teknologi komputer dalam mempelajari kehidupan di zaman purba menghasilkan pembelajaran yang lebih eksploratif dan interaktif ketimbang jika hanya dengan membaca buku atau mendengar paparan deskripsinya dari guru.
 
2. Bagaimana penggunaan internet di kelas-kelas dan bagaimana kaitannya dengan konteks pendidikan di kota Medan?

   Internet merupakan suatu fasilitas pendidikan yang pada saat sekarang ini sudah tidak dapat diabaikan lagi keberadaannya. Internet berisi informasi tak terhingga yang berasal dari seluruh dunia yang dapat diakses dengan mudah oleh pencari informasi, terkhusus dalam topik ini ialah murid.
Internet sangat mendukung kegiatan belajar murid apabila dipergunakan dengan baik, karena internet menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh murid dimanapun dan kapanpun.
Adapun keuntungan dari penggunaan internet dalam kegiatan belajar-mengajar dikelas ialah:
1.    Membantu navigasi dan mengintegrasikan pengetahuan
Murid bisa mengintergrasikan informasi yang diperolehnya.
2.    Mendorong belajar bersama
Internet mendukung, memotivasi murid untuk terus mengembangkan informasi yang diperolehnya dengan mengadakan belajar bersama atau kerja kelompok sebagai suatu perbandingan dengan informasi yang sudah diperoleh.
3.    Menggunakan e-mail
Fasilitas internet terkhusus e-mail memungkinkan murid untuk dapat berkomunikasi tanpa batas lewat electronic mail
4.    Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru
Penggunaan internet bukan hanya diperuntukkan untuk murid dalam mendukung proses belajar, tetapi juga untuk guru dalam proses mengajar dimana internet memudahkan guru untuk semakin lebih menggali informasi lagi mengenai materi belajar.
      
   Tetapi penggunaan komputer mendapat kesenjangan diantara penggunanya dalam akses informasi, dimana pada situasi-situasi sosio-kultural tertentu penggunaan komputer bahkan internet; seperti pendidikan pada daerah pedalaman tentu belum dapat mengakses informasi dari internet seefektif pendidikan di kota. Adapun beberapa cara untuk menghindari kesenjangan tersebut ialah:
·      Menyaring materi teknologi untuk menghindarkan bias gender, kultural, etnis
·  Gunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif dari semua latar belakang
·      Memberikan informasi yang jelas dalam penggunaan teknologi secara efektif.
·      Mendiskusikan tentang pengadaan fasilitas belajar berbasis komputer dan internet dirumah.

Murid yang sadar akan teknologi terbagi atas beberapa grade:
Pra-TK sampai grade 2
Pengenalan awal terhadap media komputer dan internet, lewat buku-buku atau software interaktif, juga perilaku etis dan sosial yang positif saat menggunakan teknologi.
Grade 3 sampai 5
pada grade ini penggunaan teknologi mulai digunakan untuk komunikasi, mencari informasi yang menarik untuk mendukung pembelajaran, serta aktivitas pemecahan masalah mandiri.
Grade 6 sampai 8
Penggunaan teknologi pada grade ini sudah sampai pada tahapan dimana teknologi digunakan dalam pemecahan masalah yang lebih kompleks yang diaplikasikan dalam lapangan kerja dan masyarakat.
Grade 9 sampai 12
Pada tahap ini teknologi sudah diidentifikasi kapabilitas dan keterbatasan dari teknologi kontemporer dan menilai potensi dari layanan ini dengan kebutuhan personal dan pekerjaan.

      Pada kaitannya dengan pendidikan yang ada di kota Medan, teknologi dengan berbasis komputer dan internet sudah mulai digalakkan dalam lembaga pendidikan di kota Medan, karena lembaga pendidikan di Medan semakin disadarkan dengan semakin ketatnya persaingan dalam informasi dengan kota-kota besar lainnya. Pengembangan komputer dan internet ini sudah dapat dilihat dengan jelas pada aktivitas lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas di kota Medan sudah difasilitasi dengan wi-fi agar para pelajar dan mahasiswa dapat dengan mudah mengakses informasi melalui internet.
      Pengenalan komputer juga sudah mulai dikembangkan  pada lembaga pendidikan TK maupun SD di kota Medan, seperti pada anak TK sudah mulai diajarkan untuk menggunakan komputer dengan sederhana seperti bermain game untuk melatih motorik anak tentu saja dengan didampingi oleh guru maupun orangtua. Pada anak SD juga sudah mulai diajarkan penggunaan internet dalam mencari informasi yang mendukung proses belajar.

3. Ubiquitous Computing
     Ubiquitous Computing merupakan distribusi computer ke lingkungan ketimbang personal. Tekhnologi menjadi latar belakang dan merupakan terobosan baru dunia pasca computer. Perangkat tekhnologi lain terkoneksi dengan internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana dilingkungannya yang terkoneksi.
     Ubiquitous Computing tidak sama dengan tidak sama dengan realitas virtual. Ubiquitous Computing memaksa computer untuk eksis dimana-mana sementara realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang di ciptakan computer.
      Ubiquitous Computing mungkin lebih cocok untuk pendidikan ketimbang PC. Perangkat baru ini dapat di sediakan kepada lebih banyak murid ketimbang computer desktop. Perangkat baru ini di pasangkan dengan jaringan yang lebih murah dan dapat di akses dimana saja.
       Seiring dengan perkembangan zaman, internet dapat diakses dimanapun dan kapanpun oleh siapapun. Perkembangan internet melahirkan banyak inovasi dan zaman sekarang yang tengah gencar di galakkan adalah Ubiquitous Computing yaitu suatu tekhnologi dimana kita dapat mengakses internet kapanpun, dimanapun melalui perangkat elektronik apapun. Manusia seperti kebanjiran informasi dengan terobosan Ubiquitous Computing ini. Tentu, dalam setiap hal pasti ada baik dan buruknya.
       Salah satu contoh baik untuk Ubiquitous Computing dilihat dari segi pendidikan adalah dapat memudahkan siswa dalam belajar dan memperkaya wawasannya. Siswa juga bisa belajar bersama dan tidak bosan dalam proses belajarnya. Sementara sisi negatifnya adalah siswa tidak focus sepenuhnya kepada pelajarannya, tidak ada yang dapat menjamin seorang siswa hanya membuka tab tentang pelajarannya saat ia mengakses internet dengan dalih mencari referensi tambahan untuk pelajarannya, dan sebagainya.
       Dari segi psikologi dan pendidikan, perkembangan tekhnologi dan Ubiquitous Computing tentu sangat membantu. Karena, dikenal proses dan kaitan antara tekhnologi dan pendidikan. Tapi, internet yan terlalu gampang di akses akan berbahaya bagi pelajar dan penggunanya. Mereka akan malas membaca buku, menganggap sepele segala sesuatu hal, kerap berfikir praktis dan tidak kompleks. Selain itu, dalam proses pendidikan dilihat dari sudut pandang psikologi pendidikan, tentunya ada aspek-aspek yang harus dipahami dalam proses belajar yang tidak dapat di temukan di dunia maya dengan penggunaan internet. Pada dasarnya, Ubiquitous computing cocok untuk pendidikan karena lebih praktis, lebih murah dan seharusnya berperan dalam pendidikan sebagai pendukung bukan sebagai penghalang serta praktek praktisasi proses belajar-mengajar.
Senin, 23 April 2012

PostHeaderIcon Pendidikan anak berkebutuhan khusus

DEFENISI
   Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
   Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang digolongkan pada anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan ganngguan atau kelainan pada aspek :
1. Fisik/motorik : cerebral palsy, polio
2. Kognitif : retardasi mental, anak unggul (berbakat)
3. Bahasa dan bicara
4. Pendengaran
5. Penglihatan
6. Sosial emosi
   Anak tersebut membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin akan belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda. Walaupun mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Hal ini dapat dimulai dengan cara penyebutan terhadap anak dengan kebutuhan khusus tersebut.

STRATEGI PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
   Untuk menangani ABK tersebut dalam setting pendidikan inklusif di Indonesia, tentu memerlukan strategi khusus. Pendidikan inklusi mempunyai pengertian yang beragam. Stainback (1990) mengemukakan bahwa: sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi. Selanjutnya, Staub dan Peck (1995) menyatakan bahwa: pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya. Sementara itu, Sapon-Shevin (O’Neil, 1995) menyatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Oleh karena itu, ditekankan adanya perombakan sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, sehingga sumber belajar menjadi memadai dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.
Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (Freiberg, 1995). Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkelainan yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.

Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 

1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
   Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:
  1. Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
  2. Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic.
  3. Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.
  4. Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
  5. Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku. 

2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
   Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah:
  1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
  2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
  3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus. 

3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
   Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
  1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
  2. Strategi kooperatif
  3. Strategi modifikasi tingkah laku 
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
  Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
  1. Pendidikan integrasi (terpadu)
  2. Pendidikan segresi (terpisah)
  3. Penataan lingkungan belajar 
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
    Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
  1. Model biogenetic
  2. Model behavioral/tingkah laku
  3. Model psikodinamika
  4. Model ekologis
6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
  1. Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan remedial teaching 
  2. Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan.
  3. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak. 
7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
  Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.
Selasa, 10 April 2012

PostHeaderIcon Psikologi Sekolah

 

Merry Christine (111301054) 

Cynthia Marilyn Sitompul (111301070)  

Galih Mataro (111301111)

 
Psikologi Sekolah
 
o   Kedudukan Psikologi Sekolah dan Perbedaan Psikologi Sekolah dengan Psikologi Pendidikan
Psikologi Sekolah merupakan salah satu bagian daripada ilmu psikologi pendidikan. Namun, ruang lingkup psikologi sekolah berbeda dengan psikologi pada umumnya. Psikologi sekolah lebih berfokus terhadap masalah-masalah psikologis yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau dunia sekolah dan pengembangan metode belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Maka dari itu, Psikologi sekolah ini sendiri berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Dengan kata lain, Psikologi Sekolah berkonsentrasi pada dinamika sekolah, sedangkan Psikologi Pendidikan lebih luas mencakup pendidikan dan lebih kepada sistemnya.
o   Fungsi Sekolah sebagai Agen Perubahan
Fungsi sekolah bukan hanya sebagai tempat untuk menimba ilmu tetapi juga sebagai agen perubahan. Sekolah merupakan satu-satunya kekuatan untuk melakukan perbaikan. Sekolah seharusnya bisa berfungsi sebagi filter pembentuk perilaku positif bagi anak. Mungkin pada saat masa tanam terjadi konsep yang salah pada orang tua. Maka sekolah bisa untuk mengubahnya. Untuk menjadi agen perubahan, sekolah membutuhkan guru-guru yang berkualitas, guru-guru yang profesional dan mempunyai visi serta misi ke depan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
o   Metode yang Digunakan dalam Sistem Pengajaran di Sekolah
Metode mengajar merupakan cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik anak. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis; pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam sistem pengajaran di sekolah, yaitu :
1.       Metode ceramah (Teacher-Centered)
Pendidik perlu untuk memberikan pengarahan yang dapat menghantarkan daya nalar dan kreativitas peserta didik terhadap topik yang sedang dibicarakan.
2.       Metode Tanya-Jawab
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
• Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
• Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
• Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
3.       Metode Diskusi dan Presentasi (Student-Centered)
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Siswa dituntut aktif.
4.       Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu.
5.       Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi.
6.       Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan.
o   Permasalahan yang Terjadi di Sekolah dan Solusinya
Biasanya, permasalahan yang sering terjadi di sekolah seringkali melibatkan guru dan murid. Adanya perasaan tidak suka oleh si murid yang memicu perilaku pembangkangan dan hal ini menimbulkan kejengkelan pada si guru. Oleh sebab itu, perlu diadakan konsultasi dengan murid maupun guru untuk menemukan titik cerah dari masalah tersebut. Di samping permasalahan antara guru dan murid, murid juga biasanya akan berselisih satu dengan yang lainnya. Hal ini umum terjadi dalam kehidupan sosial kita. Disinilah peran guru untuk menanamkan moral yang baik kepada siswa. Di samping itu, komunikasi dengan orang tua juga tidak kalah pentingnya apalagi jika menghadapi anak yang kesulitan belajar.
o   Fungsi & Peran Psikolog Sekolah dan Perlunya Psikologi Sekolah
Mengingat begitu kompleksnya kehidupan sekolah, maka jelas psikologi sekolah ini sangat penting dan diperlukan. Ada 5 faktor yang menentukan keluasan peran dari psikolog sekolah, yaitu :
1.       Tingkat Pelayanan
Pada awalnya, psikolog sekolah dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan menggolongkan anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus. Lalu, seiring dengan perkembangannya, psikolog sekolah pun semakin luas perannya, mulai melaksanakan praktek klinis dan konseling. Lalu, psikolog sekolah juga mulai terlibat dalam tindakan-tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah dalam pengembangan dan evaluasi program dan pelayanan di sekolah; menyangkut supervisi pendidikan dan bekerja sebagai konsultan bagi karyawan edukatif maupun non-edukatif (termasuk membantu melakukan seleksi penempatan urusan personalia) dan bekerja sama dengan ahli-ahli lain dalam masayarakat.
2.       Macam Kegiatan Profesional
Melakukan diagnosis langsung, konsultasi pendidikan, evaluasi serta pelacakan kembali.
3.       Macam Klien Langsung yang Dihadapi
Berhadapan dengan murid secara perorangan, kelompok murid, murid per kelas, guru secara perorangan, kelompok guru, tenaga administrasi maupun pendidikan sebagai suatu sistem sosial membutuhkan perlakuan tertentu.
4.       Tingkat Perkembangan Murid
Peran psikolog sekolah didasarkan pada tingkat perkembangan usia murid.
5.       Kekhususan Masyarakat atau Sekolah
Tergantung kepada ciri-ciri khas, formal-nonformal, sumber dana sekolah, daerah lokasi sekolah, maupun suku/agama/ras/golongan yang memanfaatkan jasa psikolog sekolah ini.
o   Hal-hal yang diberikan dalam kaitannya dalam Layanan Psikolog Sekolah
Psikolog Sekolah memberikan pelayanan seperti membantu pendidik dalam melaksanakan kelas yang aman, kelas sehat di lingkungan sekolah, mengasuh, memberi strategi pemecahan masalah dan penyalahgunaan zat, dan topik lainnya yang berkaitan dengan sekolah sehat, melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental; intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan; mengkomunikasikan hasil evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa; bekerja dengan berbagai masalah emosional dan akademik mahasiswa; melayani satu atau beberapa sekolah di daerah sekolah atau bekerja untuk sebuah pusat kesehatan mental masyarakat didalam lingkungan universitas.
o   Perbedaan antara Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan dan BK
Psikolog pendidikan adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi ke dalam dunia pendidikan. Sedangkan psikolog sekolah adalah orang yang menerapkan ilmu-ilmu psikologi pendidikan ke dalam dunia sekolah saja, mencakup berkewajiban untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menurutnya dapat mengembangkan potensi sekolahnya, ataupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah terbukti keampuhannya menurut hasil penelitian psikolog pendidikan. Psikolog pendidikan tidak hanya bergerak sebatas di dalam ruang lingkup sekolah. Psikolog pendidikan juga bisa bergerak di dalam ruang lingkup sekolah tinggi, depdiknas, dan sebagainya yang mempunyai hubungan dengan dunia pendidikan.
Lalu bagaimana dengan BK? guru BK dan Psikolog memiliki perbedaan. Sebab, guru BK merupakan guru sekolah yang dilindungi undang-undang. Sementara Psikolog merupakan profesi khusus yang berperan dalam menentukan peningkatan kualitas sekolah. Guru BK berperan dalam membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri si peserta didik. Namun, jika BK dihadapkan pada situasi peserta didik yang sangat kompleks dan tidak bisa ditangani, maka dalam hal ini, Psikolog sekolah bisa turun tangan.
 Referensi :
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
 http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/03/perbandingan-psikolog-pendidikan-dengan-guru-bpbk/
 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2082932-metode-metode-mengajar-di-sekolah/
 http://luthfis.wordpress.com/2008/04/21/peran-bk-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/
Minggu, 01 April 2012

PostHeaderIcon Pentingnya Pendidikan Prasekolah Taman Kanak-Kanak (TK)



Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini merupakan masa yang cukup sulit namun menyenangkan bagi anak, karena kesiapan pada setiap anak dalam melalui masa transisi ini berbeda-beda, hal ini juga dipengarui oleh dukungan dari keluarga pengasuh si anak itu sendiri, dimana dukungan orangtua dalam membimbing anak secara informal sangat dibutuhkan untuk mendukung bimbingan yang diperoleh anak dari pendidikan prasekolah sebagai sektor formal. Salah satu jenis lembaga pendidikan anak prasekolah yang telah dikenal di Indonesia ialah Taman Kanak-Kanak (TK).
Taman Kanak-Kanak merupakan wadah yang disediakan untuk anak berusia 4-6 tahun. Menurut Brickenridge dan Vincent (1966) pendidikan TK dapat memperluas pengalaman sosial dan intelektual anak. Tujuan pendidikan prasekolah seperti Taman Kanak-Kanak (TK) adalah untuk memberikan stimulasi dan bimbingan terhadap kebutuhan fisik dan pertumbuhannya, serta meningkatkan kemampuan intelektual dan hubungan sosial sebagai persiapan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan prasekolah dapat membantu perkembangan anak. Secara terinci Hurlock (1978) menyebutkan ada 10 aspek perkembangan yang dapat didorong pertumbuhannya melalui pendidikan prasekolah. Kesepuluh aspek tersebut ialah kesehatan fisik, keterampilan, kemampuan berbicara (berkomunikasi), perkembangan emosi, perilaku sosial, sikap sosial, kreativitas, disiplin, konsep diri dan penyesuaian sekolah. Papalia Olds (1986) menyatakan bahwa pendidikan prasekolah membantu perkembangan anak dalam berbagai aspek yaitu fisik, intelektual, sosial, dan emosional. Perasaan otonomi anak berkembang dengan adanya kesempatan bereksplorasi diluar rumah. Adanya kesempatan bermain dengan anak-anak lain menjadikan mereka memiliki banyak kesempatan untuk bekerjasama dan memahami perspektif serta perasaan orang lain. Adapun aspek-aspek keuntungan pendidikan prasekolah sebagai berikut:
1.        Aspek Sosial
Kebutuhan Sosial pada anak-anak mengungkapkan bahwa anak-anak membutuhkan orang lain dan selalu ingin berhubungan dengan orang lain dalam proses perkembangannya. Hal ini karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk individu dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial (Nuryoto, 1995). Hubungan sosial anak semakin meluas karena kebutuhan sosialnya juga akan semakin kompleks. Mereka sudah butuh teman sebaya, perlu memahami orang dewasa selain orangtua, misalnya gurunya.
Dalam kesiapan ini, anak akan merasa senang masuk TK, karena mereka akan mempunyai banyak teman dan dapat bermain dengan leluasa. Pada usia prasekolah ini, anak memiliki kontak intensif dengan teman sebaya. Berbagai pola tingkah laku anak timbul dengan cara menirukan, belajar-model, dan oleh penguat dari pihak teman-teman sebaya.
2.        Aspek Kognitif
Kebutuhan secara kognitif (intelektual) akan tampak pada anak dengan adanya keinginannya untuk mengetahui sesuatu yang ada di lingkungannya. Anak ingin berprestasi, ingin mengamati sesuatu secara serius, ingin mengetahui hal-hal baru, mencoba sesuatu, menciptakan sesuatu, dan sebagainya. Pada masa ini, anak akan banyak bertanya tentang segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya dengan pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana (Nuryoto, 1995). Keinginan untuk berprestasi ini harus diberi stimulasi bila kita akan menyambut dorongan manipulasi dan eksplorasi anak.
3.        Aspek Emosional
Kebutuhan emosional anak juga akan terpenuhi dengan adanya kesempatan untuk bereksplorasi dalam ekspresi emosi anak pada lingkungan prasekolahnya. Emosi anak akan berkembang secara sehat kalau anak mendapatkan bimbingan secara tepat dengan penuh kasih sayang. Dengan mendapatkan perlakuan yang tepat, anak akan merasa aman dan mampu mengembangkan emosinya secara positif, juga akan semakin memupuk rasa percaya diri pada anak (Nuryoto, 1995). Selanjutnya (Hurlock, 1984) ketelantaran emosional pada anak seperti keterbatasan akan rasa ingin tahu, kasih sayang dan kebahagiaan, akan membatasi perkembangan kepribadian anak.
4.        Aspek Fisik
Kebutuhan Fisik merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan kesehatan fisik, misalnya makanan, udara segar, sinar matahari, tidur atau istirahat. Dengan adanya lingkungan prasekolah, maka kegiatan-kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik seperti olahraga, bermain tali, memanjat, mencoret-coret, akan mempengaruhi perkembangan otot dan motorik anak. Keberhasilan anak dalam menghadapi tantangan fisik ini mempunyai arti yang lebih luas bagi anak, dalam hal perkembangan pribadi, anak akan merasa mampu dan berani dalam mencoba hal-hal baru dan akan mempengaruhi perkembangan kecerdasannya.


Sumber: Sulistyaningsih. 2008. Full Day School & Optimalisasi Perkembangan Anak. Yogyakarta: Paradigma Indonesia
Design elements by Miss Honey