About Me
Pages
About this blog
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
About Me
Blog Archive
Followers
Minggu, 05 Mei 2013
LAPORAN HASIL PENGAJARAN & OBSERVASI - KEL.6
14.13 | Diposting oleh
11054mcs |
Edit Entri
KELOMPOK 6:
Topik :
Prinsip Hubungan Sekolah & Kehidupan, dan 10 Top Kriteria Guru
Judul : Pengajaran tentang “Cara memasak
pisang tabur keju dan susu coklat”
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan
senjata bagi setiap manusia untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh
karena itu, pendidikan yang diperoleh lewat proses pengajaran merupakan hal
utama dalam kehidupan individu, mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam matakuliah
Pedagogi yang saya ambil selaku mahasiswi Fakultas Psikologi USU, memberikan
kepada saya pemahaman bahwa untuk menciptakan pengajaran yang baik harus ada
sikap berkesinambungan antara pengajar dan peserta ajar, serta kesesuaian
materi ajar dengan kehidupan nyata.
Dalam matakuliah
ini, peserta kuliah diberikan tugas untuk melaksanakan pengajaran terhadap
anak-anak. Maka kelompok kami memilih untuk melakukan pengajaran “cara memasak
pisang tabur keju dan susu coklat” kepada peserta ajar yakni adik-adik dan
teman-teman dari anggota kelompok kami (Raffles). Pada laporan ini akan
dijelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
II.
Perencanaan
·
Anggota
Kelompok: Haifa Chairunnisa (11-050); Merry Christine (11-054); Raffles Pardede
(11-118)
·
Topik pembelajaran: Prinsip pedagogi Hubungan sekolah & kehidupan dan Kriteria
Guru baik
·
Judul Pengajaran: Memasak pisang tabur keju
dan susu cokelat
·
Peserta
Ajar: 5 orang, yang terdiri dari adik Raffles dan beberapa temannya.
·
Tempat Pengajaran:
Rumah Raffles
·
Sarana
dan Prasarana Pengajaran: Disediakan Raffles
·
Waktu
Pelaksanaan: Kamis, 04 April 2013, jam 16.00 (perkiraan waktu 30 menit)
·
Alasan
memilik pengajaran:
1) Karena menurut kelompok kami, seorang guru
harus mampu merancangkan pembelajaran dimana pengetahuan tersebut berguna bagi
peserta ajar. Adik Raffles sangat menggemari pisang tabur keju dan coklat,
namun selama ini selalu dibuatkan, oleh karena itu kami berusaha mengajarkan
mereka cara membuatnya.
2) Kelompok kami juga belajar untuk menerapkan
teori-teori mengajar yang kami pahami dalam matakuliah pedagogi, kami
mengevaluasi apakah kami sebagai pengajar memiliki 10 Top Kriteria Guru yang
baik.
III.
Alat & Bahan yang digunakan
a.
Alat
-
Kamera
untuk dokumentasi
-
Komputer
(program edit video)
b.
Bahan
-
Pisang
-
Keju
-
Susu
kental manis rasa coklat
-
Pisau dan
alat dapur lainnya.
BAB II
ISI
ISI
I.
Pelaksanaan Observasi
1. Kelompok
kami datang dan berkumpul di rumah Raffles sesuai dengan perjanjian sebelumnya
(Kamis, 04 April 2013, jam 16.00).
2. Namun
dalam pelaksanaan pengajaran, waktu pelaksanaan dimundurkan sekitar 30 menit
dikarenakan peserta pengajaran yang pada awalnya sudah dipersiapkan (5 orang),
tetapi pada hari tersebut berhalangan. Maka kelompok kami menunggu hingga
peserta ajar yang lain sudah berkumpul (3 orang).
3. Pada
perencanaan awal, kelompok kami memutuskan bahwa 1 orang akan bertanggung jawab
bagian dokumentasi, namun saat di rumah Raffles, Raffles didatangi oleh
beberapa temannya, yang bersedia untuk membantu kelompok kami merekam dan
memegang kamera. Sehingga kami bertiga dapat berperan aktif dalam melakukan
proses pengajaran tersebut.
4. Setelah
peserta ajar terkumpul, kami memulai pengajaran; dimulai dari greetings, pengenalan anggota kelompok,
tujuan pengajaran, kemudian dilanjutkan dengan proses pengajaran (keseluruhan
proses memasak pisang tabur keju dan susu cokelat), hingga diakhiri dengan
penutupan yaitu kesimpulan pengajaran, himbauan pengawasan terhadap
bahaya-bahaya yang mungkin muncul, serta ucapan terima kasih telah
berpartisipasi dalam proses pengajaran.
5. Selama
proses pengajaran, kami berusaha untuk mengajak peserta ajar untuk aktif
berperan, sehingga mereka tidak hanya pasif, mendengar dan melihat saja, namun
mereka juga mempraktekkannya secara langsung. Hal ini kami lakukan dengan
tujuan agar tujuan dari pengajaran itu sendiri tercapai dengan maksimal.
6. Waktu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengajaran itu ialah selama 45 menit. Hal ini
tidak sesuai dengan perencanaan kelompok kami sebelumnya, karena pada
pelaksanaannya beberapa masalah ketertiban mengakibatkan proses pengajaran
memakan waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan.
7. Pukul
17.30 WIB kelompok kami sudah selesai melakukan pengajaran dan memohon undur
diri serta pamit dari rumah Raffles.
II.
Rincian Kegiatan
18 Maret 2013 :
Diskusi Pemilihan Topik, serta Pemilihan Judul dan Fokus Teori
04 April 2013 :
Pelaksanaan Pengajaran
12 April 2013 :
Pengolahan data dan Observasi lewat video rekaman
III.
Hasil Observasi
Berdasarkan
observasi yang kami lakukan lewat pengamatan video, berikut ialah hasil
observasi, baik dari segi pengajar maupun peserta ajar:
PESERTA AJAR
1) Agnesia
- Pada permulaan pengajaran terlihat menggigit
kuku, dalam teori bahasa tubuh hal ini dikaitkan dengan rasa ketertarikan.
- Ikut memotong pisang (meskipun awalnya
menolak), membantu menyusun pisang ke piring untuk dimasak, memegang sudip. Hal
ini menunjukkan bahwa Agnesia berpartisipasi aktif dalam pengajaran.
- Pada tahap finishing
dari kegiatan ini, Agnesia turut menaburkan keju dan susu coklat, sambil
menjilat lelehan susu di jarinya. Hal ini menunjukkan bahwa Agnesia ‘menikmati’
suasana pengajaran.
- Di scene
penutup Agnesia ikut melambaikan tangan ke kamera.
2) Cantika
- Pada awal dan pembukaan dari kegiatan, Cantika
tampak memainkan piring. Dalam teori bahasa tubuh, hal ini menunjukkan
kebosanan / ketidak-tertarikkannya.
- Namun pada tahap selanjutnya, Cantika terlihat
membantu Raffles mengupas pisang yang akan digunakan, dan mengajukan diri
ketika pengajar bertanya siapa yang ingin memotong pisang. Hal ini menunjukkan
rasa ketertarikan Cantika pada kegiatan pengajaran mulai muncul.
- Pada tahap penyimpulan pengajaran, Cantika
terlihat menggaruk-garuk kepala. Dalam teori bahasa tubuh diindikasikan dengan
kebingungan. Meskipun pada akhirnya Cantika ikut melambaikan tangan ke kamera
pada penutupan.
3) Kevin
- Di awal kegiatan banyak menggaruk leher,
menggigit kuku, menopang dagu, mengetuk meja, melipat tangan sebagai tumpuan
kepala di meja. Semua hal ini mengindikasikan tanda kebosanan pada Kevin.
- Namun seiring berjalannya proses pengajaran,
Kevin mulai ikut memegang sudip, menaburkan keju parut, dsb. Hal ini
menunjukkan ketertarikan Kevin mulai muncul.
- Pada penutup, Kevin turut melambaikan tangan.
PENGAJAR
1) Merry
- Merry memegang kamera ketika Haifa dan Raffles
memberikan pembukaan kegiatan.
- Dalam proses pemotongan pisang, Merry membantu
membersihkan sampah kulit pisang.
- Merry memberi instruksi pisang yang sudah
dipotong ditaruh ke piring bersih.
- Merry meminta peserta ajar untuk memotong
pisang, lalu merry diam dan mengamati, kemudian memberikan evaluasi potongan
pisang jika masih terlalu besar.
- Merry menghidupkan kompor untuk mulai memasak
pisang dengan mentega.
- Setelah selesai dimasak, Merry memberi contoh
parutan keju, sambil meminta peserta ajar untuk ikut memarut keju (Merry
membantu memegang parutan), setelah itu menuangkan susu.
- Pada scene
penutup, Merry turut melambaikan tangan ke kamera.
2) Haifa
- Greetings
dan pembukaan dilakukan oleh Haifa
& Raffles. Pada saat memberikan pembukaan, Haifa tampak menggaruk dan
membenarkan jilbab.
- Pada kegiatan mengupas pisang, Haifa turut
membersihkan sampah kulit pisang kemudian menyisihkan pisang yang akan
digunakan.
- Pada saat peserta ajar ikut memotong pisang,
Haifa diam dan mengamati.
- Pada scene
akhir, Haifa ikut melambaikan tangan ke kamera.
3) Raffles
- Raffles berdampingan dengan Haifa saat scene pembukaan & greetings.
- Pada saat memotong pisang, Raffles pertama
kali memegang pisau & memberi contoh potongan pisang.
- Raffles memberikan instruksi agar sampah kulit
pisang dibuang ke tempat sampah.
- Saat proses pisang akan dimasak, Raffles
mengoleskan mentega, kemudian menuangkan pisang yang sudah dimasak ke piring.
- Pada scene
penutup, Raffles memberikan nasihat agar berhati-hati dalam menggunakan
pisau.
IV.
Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini telah
kami rencanakan semaksimal mungkin, mulai dari waktu dan tempat pelaksanaan
pengajaran, jumlah anak, kesepakatan penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam proses pengajaran, hingga perkiraan waktu. Namun terdapat beberapa
permasalahan pada pelaksanaannya, seperti beberapa anak yang sudah kami
pastikan untuk mengikuti pengajaran (5 orang), ternyata pada pelaksanaanya
menjadi 3 orang saja karena beberapa hal. Dan karena menunggu anak-anak lain
untuk bisa mengikuti pengajaran, akhirnya waktu mulai pengajaran yang kami
perkiraan menjadi mundur sekitar 30 menit.
Pada pelaksanaannya,
Kevin pada awalnya kurang tertarik, hal ini ditunjukkan dengan beberapa gesture kebosanan yang ditunjukkannya di
awal pengajaran, namun ketertarikan Kevin meningkat seiring berjalannya
pengajaran, hal ini terlihat dari keaktifan Kevin dalam proses pengajaran.
Cantika cukup
agresif selama proses pengajaran, hal ini ditunjukkan dengan kecepatannya dalam
menjawab pertanyaan pengajar dan ‘kejahilannya’ dalam mempermainkan bahan
pengajaran. Namun kami menganggapnya bahwa sikap yang ditunjukkan Cantika
merupakan wujud keaktifan dirinya dalam pengajaran. Sedangkan Agnesia mengikuti
pengajaran dengan baik meskipun sesekali mengikuti ‘kejahilan’ Cantika.
Sebagai tim
pengajar, kelompok berbagi peran, dimana Haifa dan Merry menjelaskan dan
memberikan pengajaran (Haifa di awal, greetings,
penutup dll, sedangkan Merry pengajaran inti dan juga melengkapi pengajaran
dari Haifa) sedangkan Raffles lebih
berfokus pada kelengkapan dan kebersihan alat dan bahan serta kendala dan
bahaya selama proses pengajaran. Raffles lebih terlihat banyak memperhatikan
anak-anak yang memegang pisau dan mendekati kompor.
V.
Evaluasi Berdasarkan Teori
1.
Prinsip
Hubungan Sekolah dan Kehidupan
Sesuai dengan
prinsip Pedagogis yang dikemukakan Addine dalam Danim (2010) bahwa terdapat 6
prinsip utama proses pedagogis;
-
Kesatuan
karakter ilmiah dan ideologis dari proses pedagogis
-
Hubungan
sekolah dan kehidupan: Kaitan kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan mendidik
manusia.
-
Kombinasi
karakter kolektif dan individual pendidikan, penghormatan pada kepribadian
siswa.
-
Kesatuan
pengajaran, pendidikan dan perkembangan proses.
-
Dominan
kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana kering
-
Masing-masing
subsistem aktifitas, komunikasi dan kepribadian saling terkait.
Dari keenam prinsip
ini, kelompok kami mengambil satu titik fokus yaitu poin mengenai Hubungan
antara sekolah dan kehidupan. Oleh karena itu kelompok kami memiliki prinsip
bahwa pengajaran yang kami berikan harus memiliki kegunaan dalam kehidupan
nyata.
Adik-adik Raffles
sering dimasakkan oleh ibunya pisang tabur keju dan susu coklat dan mereka
sangat menyukainya, namun mereka tidak pernah mengetahui proses pembuatannya.
Hal ini menjadi insight bagi kelompok
kami, alangkah baiknya jika adik Raffles tidak hanya bisa menikmati namun juga
mengetahui proses pembuatan makanan tersebut. Pengajaran dengan topik ini juga
memudahkan kami, karena pengajaran yang diberikan merupakan pengajaran yang
‘dekat’ dengan kehidupan si anak.
2.
10 Top
Kriteria Guru yang Baik
Pengajaran yang baik
tentu saja sia-sia jika tidak didukung dengan kehadiran Guru yang baik pula.
Terdapat 10 Top Kriteria Guru yang baik yang diungkapkan dalam Danim (2010):
-
Confidence
-
Patience
-
True Compasion
-
Understanding
-
Ability
-
Dedication
-
Unwavering
-
Willingness
-
Pride
Kami sebagai pengajar dalam proses pengajaran ini
berusaha menyesuaikan Kriteria diatas dengan apa yang dapat kami tampilkan
selama proses pengajaran. Ternyata masih banyak kekurangan yang kami miliki
dalam peran sebagai pengajar. Oleh karena itu kami menjadikan proses pengajaran
ini sebagai pengalaman untuk evaluasi diri dan mampu menampilkan yang lebih
baik di kesempatan berikutnya.
BAB
III
TESTIMONI
Haifa (11-050)
Saya
sangat tertarik dengan tugas ini, karena berhubungan langsung dengan anak-anak.
Tetapi pada pelaksanaannya saya kesulitan!!! Ternyata mengajar anak-anak itu
sulit sekali, tetapi cukup menyenangkan juga. Baru tiga orang padahal, belum
sekelas. Sulit untuk membangkitkan minat mereka untuk berpartisipasi, sulit
untuk bersabar menghadapi tingkah anak-anak yang sering menjahili kami. Tetapi
dari pengajaran ini, saya banyak belajar untuk menghadapi anak-anak yang
berbeda-beda. Saya juga jadi merasa bersalah terlalu banyak men-judge guru-guru
saya yang dahulu sebagai guru yang tidak baik, karena ternyata untuk menjadi
guru itu sulit sekali. Padahal lagi, kami hanya mengajarkan hal-hal yang
menurut saya tidak terlalu sulit dan sangat dekat dengan kehidupan. Selain itu,
saya juga belajar lebih peka terhadap bahasa nonverbal yang ditunjukkan
anak-anak, dan mulai membedakan data observasi dengan penilaian.
Merry (11-054)
Pada
awalnya, kelompok kami agak ragu dengan pengajaran yang kami rencanakan, karena
kelompok lainnya berkonsep yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Namun
setelah dievaluasi oleh Bu Dina, bahwa yang utama ialah mengapa memberikan
pengajaran tersebut dan guna pengajaran bagi anak didik, akhirnya kami yakin
untuk memilih topik ini. Saya pribadi sangat tertarik dengan tugas ini, karena
tugas ini mendukung kita untuk terlibat dengan anak-anak dan memahami karakter
anak. Tugas ini juga merangsang kemampuan observasi saya untuk lebih tajam lagi
dalam mengamati perilaku. Tugas ini juga membantu kami mengoreksi kekurangan
kami dalam peran pengajar, sehingga kedepannya akan mampu meningkatkan
kemampuan kami lebih lagi.
Raffles (11-118)
Menurut
saya, pengajaran yang kelompok kami lakukan membuat saya sadar kalau untuk
sebelum membuat suatu metode pengajaran, pengajar harus memahami apa yang
diinginkan peserta didik. Saya melihat peserta didik sangat antusias membuat
pisang bakar keju karena mereka menyukai makanan tersebut. Dengan memanfaatkan
hal tersebut, seorang pengajar bisa memasukkan ilmu pengetahuan tanpa membuat
anak didiknya bosan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar