About Me

Pages

About this blog

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

About Me

Followers

Rabu, 30 Mei 2012

PostHeaderIcon Psikologi pada masa Yunani Kuno

Sejarah aliran psikologi yang telah mulai terstruktur keilmiahannya memanglah dimulai dari zaman Yunani kuno ini. Pada masa ini, telah mulai adanya pemikiran yang mendalam mengenai sebab atau asal muasal segala sesuatu. Berbeda dengan zaman sebelumnya yang mempercayai bahwa causa prima adalah faktor X. Seperti halnya penyakit, musibah, benda-benda yang ada semuanya berasal dari kekuatan yang berada di luar kekuatan manusia (tuhan, dewa, atau kekuatan terbesar). Zaman-zaman ini terjadi pada komunitas Mesir, Mesopotamia, dan Babilonia. Setelah itu, pada zaman Yunani kuno yang mempunyai pemikiran mengenai teori asal muasal sesuatu. Dalam pemikiran ini ada 5 pendekatan, yaitu naturalistik, biologis, matematis, ekletik, dan humanitik. 

1. Pendekatan naturalistik, yaitu pendekatan yang memandang penyebab utama dari kehidupan berasal dari lingkungan fisik (eksternal manusia). Thales (640-546SM) menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari air. Bahkan pandangan ini diteruskan hingga ke prespektif modern bahwa bumi ini terdiri dari 2/3nya adalah air. Sedangkan Anaximander (610-546SM) menyatakan bahwa segala sesuatu terbuat dari substansi asali yang tak terbatas, abadi, melingkupi seluruh dunia serta dapat ditransformasikan ke dalam bentuk jadinya. Anaximenes (600SM) menyatakan bahwa substansi mendasar adalah udara (pneuma). Democritus (460-362SM) menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari atom tetap. Heraclitus (530SM) memberikan penegasan bahwa segala sesuatu terbuat dari api sebagaimana bumi terbuat dari api yang tak kunjung padam (magma bumi). Parmenides (600SM) menyatakan bahwa segala sesuatu terbuat dari substansi tunggal yang tak terbatas, tak terbagi dan tidak berlawanan.

2. Pendekatan biologis, yaitu memandang kondisi internal fisiologis manusia sebagai penentu kehidupan individu. Tokoh-tokohnya antara lain; Alemaeon (500SM) yang menyatakan bahwa aktivitas manusia ditentukan oleh keseimbangan mekanisme tubuh (otak & indera). Sedangkan Hippocrates menyatakan bahwa aktivitas manusia berdasarkan pada mekanisme otak dalam proses fisiologis. Teori yang dihasilkannya ialah teori humors, yaitu aktivitas manusia dipengaruhi oleh darah, empedu kuning, empedu hitam dan getah bening. Lain halnya dengan Empedocles (500-430SM) yang mengatakan bahwa 4 unsur (tanah, air, udara, api) dalam tubuh manusia yang mempengaruhi fisiologis sebagai dasar aktivitas sehingga timbul siklus cinta dan perselisihan.

3. Pendekatan matematis, ialah pendekatan yang memerikan dari level material ke prinsip umum kehidupan manusia. Tokoh utamanya Pythagoras (582-500SM) yang memberikan penjelasan bahwa segala sesuatu pastilah mempunyai bilangan (kubik, meter, persegi, etc). Pendapatnya ini disistematisasikan oleh muridnya yang bernama Hippocrates dengan memberikan bilangan dasar yang lebih sistematis.

4. Pendekatan Eklektik, yaitu orientasi secara campuran dalam memandang manusia dan kehidupannya. Protagoras (481-411SM) memberikan penegasan bahwa informasi yang berharga dari indera digunakan untuk petunjuk dan diolah pikiran yang disesuaikan dengan pengetahuannya sebelumnya. Gorgias (485-380) menambahkan bahwa penyimpanan dan penyesuaian informasi tersebut merupakan proses.

5. Pendekatan humanistik, yaitu memandang manusia sebagai individu yang memiliki karakteristik yang unik atau khas. Tokoh2nya antara lain; Anaxogoras (488-428SM) yang menyatakan bahwa mahluk hidup dikendalikan oleh ruh (nous) yang bersifat tak terbatas, mandiri dan tak bercampur apapun. Sedangkan Socrates (470-395SM) berpendapat bahwa esensi keunikan manusia berasal dari pemikiran yang khas.

Tokoh lain yang berada di luar orientasi/ pendekatan tersebut namun mempengaruhi pemikiran Socrates ialah;
a. Plato (427SM) yang mempunyai ajaran psycho-physical (mind-body). Jiwa fana ada di kepala, jiwa baka ada di dada (konsep ESQ). Dari bumi terciptalah tubuh, dan dari langit terciptalah jiwa (interaksi manusia dan lingkungan).
b. Aristotle (384-322SM). Ia mempunyai pemikiran tentang pengamatan perilaku hewan yang digeneralisasikan kepada manusia (move, sensasi, reproduksi, pertahanan diri). Metafisikan yang menjelaskan tentang naturalistik (kosmologi, ontologi, epistemologi). Ia juga menyatakan bahwa mind (esensi) dan body (eksistensi) yang berlaku dualisme.

Kesimpulannya bahwa pada zaman Yunani kuno ini merupakan awal pemikiran kehidupan dan aktivitas manusia. Selain itu, pada masa itu pemikiran manusia telah menggunakan pendekatan ilmiah, yaitu observasi dan generalisasi. Di masa inilah mulai terdapat identifikasi dan strukturisasi metode ilmiah psikologi.

PostHeaderIcon Paedagogi (Seni Mengajar)

Paedagogi berasal dari bahasa Yunani “paedagogia“ yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedang paedagogos ialah seorang pelayan pada jaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Paedagagos berasal dari kata “paid” yang artinya “anak” dan “agogos”yang artinya “memimpin atau membimbing”. Dari kata ini maka lahir istilah paedagogi yang diartikan sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak. Dan dalam perkembangan selanjutnya istilah paedagogi berubah menjadi ilmu dan seni mengajar.


Paedagogi juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu paedagogi. Ilmu paedagogi adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya.
Kemampuan paedagogi adalah sebagai berikut:
1.       Kemampuan Mengelola Pembelajaran
2.       Pemahaman terhadap Peserta Didik
3.       Perancangan pembelajaran
4.       Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
5.       Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
6.       Evaluasi Hasil Belajar

Kemampuan mengelola pembelajaran yang baik harus dimiliki oleh seorang guru, oleh sebab itu untuk menjadi seorang guru yang baik diperlukan adanya kompetensi yang baik dan benar, baik dalam mengajar di kelas, menyediakan materi pembelajaran, menyediakan konsep, memberikan tugas maupun pertanyaan kepada siswa.
Guru harus mampu menciptakan suasana positif yang mampu mengembangkan potensi siswa lebih baik lagi. Guru yang baik harus mampu mengembangkan kurikulum dengan baik dan disesuaikan dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya yang beragam. Kemampuan mengajar guru merupakan refleksi penguasaan guru atas kompetensinya. Menurut Imron (1995), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang baik: 1) menguasai bahan, 2) menguasai landasan pendidikan, 3) menyusun program pengajaran, 4) melaksanakan program pengajaran, 5) menilai proses dan hasil belajar, 6) menyelenggarakan proses bimbingan dan penyuluhan, 7) menyelenggarakan administrasi sekolah, 8) mengembangkan kepribadian, 9) berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, 10) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk pengembangan pengajaran.

Ilmu paedagogi memberikan pemahaman yang baik kepada pelaku-pelaku pembelajaran untuk mampu menciptakan iklim belajar yang baik guna mendukung pengembangan potensi diri pada peserta ajar. Baik pemahaman akan kompetensi seorang guru, pemahaman akan penyajian materi yang baik, pemahaman akan penciptaan suasana belajar yang baik, pemahaman akan penggunaan sarana dan prasarana pendukung proses penbelajaran dengan baik.

 
Selasa, 29 Mei 2012

PostHeaderIcon Hasil Survey Pendidikan Lingkungan Belajar Fakultas Psikologi USU

Nama :  Merry Christine Sitorus
NIM  :  111301054

Dalam mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan T.A 2011/2012, saya diberikan tugas untuk melakukan survey online sederhana yang berkaitan dengan mata kuliah Psikologi Pendidikan. Adapun topik yang saya pilih ialah "Bagaimana lingkungan belajar di Fakultas Psikologi USU dalam mendukung semangat belajar mahasiswa" dan dalam melakukan penelitian ini, saya membuat sebuah kuisioner online yang terdiri dari 7 pertanyaan dengan pilihan jawaban setuju, netral, dan tidak setuju. Berkaitan dengan survey ini, saya meminta 50 orang responden mahasiswa Fakultas Psikologi USU untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan. Berikut data yang dapat saya lampirkan.

DAFTAR NAMA RESPONDEN

ID
Nama Lengkap (50)
12566002
sulistia putri
12566070
Yap Rima Oktavya Sinaga
12566229
Edwin Mangatur Sirait
12566763
Novika Susi Lestari
12566927
ajeng diah andhini
12566974
nurfazrina
12567055
Putri Azura Ulandari
12567098
Nita Permata Sari Siregar
12567148
Desi M Maloky
12567270
Paskha Yohana
12567402
citra wahyuni
12568082
Atika Mentari Nataya Nst
12568722
Priscilla
12568915
WINDA LYDIA SARI
12569361
Oktavia Rizky Rosayanti Putri
12569570
Dina Maharani
12569623
SITI RIZKI KARTIKA
12569848
Fiorella Silviani S
12569928
rizki hasanah
12569959
Defi Chairunisa
12570182
Cynthia Marilyn Sitompul
12570363
Rosliana Karolina
12570518
Grace Theresia Sihotang
12571996
Safrida Liasna Tarigan
12573273
Andhika Satria
12573488
Liandra Khairunnisa
12574014
Cellia Elisabeth Saragih
12575070
Dhara Puspita H
12575269
KRISTIN CITRA NAPITUPULU
12575671
Ayu Puspita
12576388
Nurul Fadhillah
12577026
RIZKI NUGROHO
12577118
Haifa Chairunnisa
12577747
Yunita
12577797
Dinda Rizvina Nasution
12578260
Ratri Ps
12578374
Tia Nahara Hendrati
12578796
Rifany Saragih
12578953
agnes oktavia
12581949
Aisyah Huwaida S
12582117
ARIANSYAH
12582601
Yohana Chrisela
12582805
Nenita Sari S G
12583007
Nissa Aztarid S
12583028
resi
12583172
Fania
12583424
lusia fitri ayu pardede
12583560
oktorianta
12583623
Etika Mandasari
12584651
Berliana Mega Sari L

DATA

Pertanyaan 1: Lingkungan ruangan kuliah bersih dan nyaman


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
40
10
0
50
Persen (%)
80%
20%
0%
100%

Pertanyaan 2: Sarana/Prasarana (AC, Kursi, OHP, Microfon) telah memenuhi standar sehingga mendukung kenyamanan belajar.


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
23
21
6
50
Persen (%)
46%
42%
12%
100%
 
Pertanyaan 3: Lingkungan kelas cukup kondusif selama kegiatan perkuliahan


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
30
18
2
50
Persen (%)
60%
36%
4%
100%

Pertanyaan 4: Lingkungan fakultas membuat saya semakin bersemangat mengikuti perkuliahan


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
30
17
3
50
Persen (%)
60%
34%
6%
100%

Pertanyaan 5: Meskipun bukan kelas gabungan, saya merasa ruangan kelas masih terlalu ramai, sehingga mengurangi konsentrasi mengikuti perkuliahan


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
7
20
23
50
Persen (%)
14%
40%
46%
100%

Pertanyaan 6: Perpustakaan fakultas sudah cukup lengkap dalam mendukung proses belajar pada mahasiswa


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
23
21
6
50
Persen (%)
46%
42%
12%
100%

Pertanyaan 7: Hubungan sosial dalam lingkungan fakultas (antara dosen-mahasiswa, sesama mahasiswa seangkatan, dengan mahasiswa senior) membuat saya bersemangat mengikuti perkuliahan


Setuju
Netral
Tidak Setuju
Total
Jumlah Responden
32
17
1
50
Persen (%)
64%
34%
2%
100%


Berdasarkan hasil survey diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa lingkungan dalam Fakultas Psikologi USU, baik dari segi kenyamanan ruangan selama proses belajar-mengajar, kebersihan kelas, serta penyediaan fasilitas pendukung proses pembelajaran telah dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat disimpulkan dari jumlah responden yang menjawab kuisioner yang telah disediakan lebih banyak menjawab "setuju" terhadap kenyamanan dalam lingkungan belajar yang telah ada di Fakultas Psikologi USU.
Hal ini didukung pula dengan terciptanya lingkungan sosial yang baik di lingkungan Fakultas Psikologi USU, baik antara dosen dan mahasiswa, sesama mahasiswa seangkatan, dan dengan mahasiswa senior. Hal ini dapat disimpulkan dari data yang terkumpul pada pertanyaan 7, dimana pada pertanyaan ini 64% (32 orang) menjawab setuju, 34% (17 orang) netral, dan hanya 2% (1 orang) yang tidak setuju.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa : "Kenyamanan lingkungan belajar dalam berbagai aspek berbanding positif  dengan semangat belajar mahasiswa Psikologi USU dalam mengikuti setiap kegiatan perkuliahan yang ada, baik kegiatan belajar-mengajar, maupun kegiatan diluar kelas, seperti ekstrakulikuler, dll"

Berdasarkan hasil yang sudah didapat dari survey ini, peneliti memberikan saran terhadap anggota dan elemen pencipta dari lingkungan belajar Fakultas Psikologi USU agar senantiasa bekerjasama dalam menjaga lingkungan belajar yang baik serta berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik lagi, hal ini dikarenakan adanya korelasi positif antara lingkungan belajar yang baik dengan semangat belajar mahasiswa.

TESTIMONI
Sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi USU yang belum pernah membuat kuisioner dan melakukan penelitian sebelumnya, awalnya saya merasa ragu bahwa saya dapat mengerjakan tugas survey ini dengan sesuai instruksi yang diberikan dan tepat waktu. Hal ini dikarenakan saya belum mengerti dengan jelas penggunaan media situs survey online (www.kwiksurveys.com) dalam mengerjakan tugas ini.
Namun akhirnya saya mencoba mengerti dan meminta bantuan kepada teman-teman maupun senior yang sudah lebih dulu mengerjakan dan memahami penggunaan situs tersebut. Sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas survey ini sesuai dengan prosedur dan tepat waktu.
Pengalaman saya dalam mengerjakan tugas survey online ini sangat berharga, dimana saya mengerti bahwa penelitian dengan menggunakan media kuisioner online tidaklah sulit. Berdasarkan pengalaman membuat kuisioner online ini, saya semakin bersemangat untuk melakukan penelitian berikutnya dalam hal lain yang menggunakan media pengisian kuisioner secara online

Saya berterima-kasih terhadap Dosen Pengampu Mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan saya tugas ini, sehingga semakin menambah pengalaman saya dalam melakukan penelitian. Keberhasilan penelitian ini juga didukung oleh partisipasi teman-teman yang sangat kooperatif dalam mengisi survey yang telah saya buat. Atas partisipasi semua pihak dalam mendukung kelancaran penyelesaian tugas survey online ini saya ucapkan banyak terima kasih.

Design elements by Miss Honey