About Me
Pages
About this blog
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
About Me
Blog Archive
Followers
Rabu, 27 Februari 2013
Controlling Your Emotion..
20.27 | Diposting oleh
11054mcs |
Edit Entri
A : “Aku tidak
bisa hidup tanpa dia! Aku tidak berguna!”
B : “Jangan
begitu, masih banyak yang bisa kamu lakukan dalam hidup”
A : “Tapi cuma dia yang bisa
membuatku bahagia”
B : “Masih ada
pria-pria lain yang pasti lebih baik darinya”
A : “Aku tidak
peduli! Pokoknya hidupku sekarang sudah tak berarti lagi!”
Percakapan singkat di atas adalah
penggalan adegan dari sebuah sinetron di televisi. Kisah klise tentang seorang
wanita yang ditinggal pergi pasangan yang sangat dicintainya. Sepeninggal pria ini, sang wanita merasa
kehilangan jati diri. Ia terlarut dalam emosi kesedihan yang mendalam hingga ia
pun merasa hidupnya telah berakhir.
Pernahkah Anda mengalami hal yang
serupa? Mungkin bukan kasus putus cinta, namun kasus-kasus lain dimana Anda
sulit menanggulangi emosi Anda sendiri. Salah satu kasus sederhana yang sering
terjadi adalah ketika berkendara di jalan raya. Seberapa sering Anda merasa
”tersinggung” ketika ada kendaraan lain yang menyerobot jalur Anda, hingga
kemudian Anda tancap gas untuk kembali menyusul kendaraan tersebut? Atau
pernahkah Anda memaki-maki supir kendaraan umum yang seenaknya menghentikan
kendaraan di tengah jalan untuk menaikkan penumpang? Tanpa disadari, ternyata
emosi banyak sekali mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Emosi
merupakan suatu reaksi mental dan psikologis yang muncul secara spontan ketika
seseorang berhadapan dengan suatu kondisi. Terdapat empat jenis emosi dasar
yaitu:
- Senang
- Sedih
- Marah
- Takut
Keempat emosi ini kemudian berkembang
menjadi berbagai emosi seperti cemas, malu, jijik, dan sebagainya. Emosi sendiri
sebenarnya tidak memiliki muatan “benar” atau ”salah” karena ini
merupakan reaksi manusiawi dalam menghadapi sesuatu. Perilaku yang mengikuti
emosilah yang bisa dinilai “benar” atau “ salah”.
Perlu diperhatikan bahwa tidak hanya emosi
negatif seperti takut, marah, atau sedih saja yang bisa membuat kita
menunjukkan perilaku yang “salah”. Emosi positif seperti bahagia juga
bisa merugikan jika kita tidak paham
bagaimana cara mengaturnya menjadi perilaku yang sesuai.
Wah, kalau emosi positif saja bisa
merugikan, berarti kita benar-benar harus pandai mengendalikan perilaku yang
menyertai emosi tertentu. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk
mengendalikan perilaku emosional kita? Langkah pertama adalah memiliki self-awareness.
Apa itu Self
Awareness ?
Self Awareness
(kesadaran diri) adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba
memahami keadaan internal dirinya. Prosesnya berupa semacam refleksi dimana
seseorang secara sadar memikirkan hal-hal yang ia alami berikut emosi-emosi
mengenai pengalaman tersebut. Dengan kata lain, Self Awareness adalah
keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi yang sedang kita
alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi tersebut.
Seorang pakar psikologi yang banyak
menekuni permasalahan emosi, John D. Mayer, mengatakan bahwa umumnya ada 3
gaya yang tampil ketika seseorang menghadapi emosinya, yaitu:
- Terbebani (Engulfed)
Tipe
ini tenggelam dalam emosi-emosinya dan tidak mampu keluar dari situasi ini.
Mereka tidak memahami emosinya sendiri sehingga bisa mudah larut terbawa emosi.
Akibatnya, mereka tidak banyak berusaha untuk keluar dari kondisi emosi
tertentu dan akhirnya tidak mampu mengontrol perilaku emosionalnya.
- Menerima (Accepting)
Orang-orang
ini sebenarnya menyadari emosi apa yang mereka rasakan namun cenderung menerima
begitu saja emosi yang sedang terjadi dan tidak mencoba memahami emosi tersebut
lebih jauh. Pada akhirnya mereka tidak berusaha untuk beradaptasi dengan emosi
yang muncul. Hal ini bisa menjadi masalah ketika emosi yang dialami adalah
sedih, lalu dibiarkan berkepanjangan sehingga bisa menimbulkan perasaan
tertekan (depresi). Hal lain terjadi ketika emosi yang dirasakan adalah marah
atau takut. Mungkin saja dalam jangka panjang, emosi marah yang dibiarkan ini
bisa berubah jadi perasaan dendam, sedangkan emosi takut bisa menjadi paranoid
(rasa takut berlebihan yang tidak jelas alasannya).
- Sadar diri (Self-aware)
Orang-orang
dengan gaya ini menyadari dan memahami emosi yang terjadi pada dirinya. Mereka
mengetahui batas-batas norma yang perlu dijaga dan berpikir untuk mengelola
emosi yang dirasakan agar perilakunya masih berada dalam ambang batas tersebut.
Pada waktu merasakan emosi positif, orang-orang yang sadar diri mampu
menunjukkan kegembiraannya dengan sesuai dan bisa mempertahankan perasaan
menyenangkan dari emosi itu untuk beberapa lama. Di lain pihak, ketika
mengalami emosi negatif, mereka tidak terlalu terobsesi dengan hal yang memicu
emosi tersebut dan bisa segera keluar dari perasaan tidak nyaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar