About Me
Pages
About this blog
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
About Me
Blog Archive
Followers
Minggu, 03 Juni 2012
Mengenal Tokoh Psikologi I
23.14 | Diposting oleh
11054mcs |
Edit Entri
Belajar ilmu psikologi tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengetahui sejarah singkat beberapa tokoh psikologi. Cekidot!!!!
1. Wilhelm Wundt (1832 – 1920)
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat
di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt seringkali dianggap
sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi
pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter,
filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang
hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang banyak melakukan
penelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang
dikelola oleh panca indera).
Pada tahun 1875 ia pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879 ia dan
murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota
tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik
tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari
ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat & Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879 memang
orang sudah mengenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya
sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah
para filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang
dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tidak lagi
disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan
eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para
psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori.
Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der
Sines Wahrnemung" (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran, 1862), "Grund
zuge der Physiologischen Psychologie" (Dasar fisiologis dari
gejala-gejala psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".
2. Ivan Pavlov (1849 – 1936)
Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan di Rjasan pada tanggal 18 September 1849
dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 Pebruari 1936. Ia sebenarnya bukanlah
sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia
adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Eksperimen Pavlov yang sangat
terkenal di bidang psikologi dimulai ketika ia melakukan studi tentang
pencernaan. Dalam penelitian tersebut ia melihat bahwa subyek penelitiannya
(seekor anjing) akan mengeluarkan air liur sebagai respons atas munculnya
makanan. Ia kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian mengembangkan
satu studi perilaku (behavioral study) yang dikondisikan, yang dikenal
dengan teori Classical Conditioning. Menurut teori ini, ketika
makanan (makanan disebut sebagai the unconditioned or unlearned stimulus
– stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari) dipasangkan atau
diikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel disebut sebagai the conditioned
or learned stimulus – stimulus yang dikondisikan atau dipelajari), maka
bunyi bel akan menghasilkan respons yang sama, yaitu keluarnya air liur dari si
anjing percobaan. Hasil karyanya ini bahkan menghantarkannya menjadi pemenang
hadiah Nobel. Selain itu teori ini merupakan dasar bagi perkembangan aliran
psikologi behaviourisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi
penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang
belajar.
3. Sigmund Freud (1856 – 1939)
Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg (Austria),
pada masa bangkitnya Hitler, dan wafat di London pada tanggal 23 September
1939. Ia adalah seorang Jerman keturunan Yahudi. Pada usia 4 tahun ia dan
keluarga pindah ke Viena, dimana ia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya.
Meskipun keluarganya adalah Yahudi namun Freud menganggap bahwa dirinya adalah
atheist.
Semasa muda ia merupakan anak favorit ibunya. Dia adalah satu-satunya anak
(dari tujuh bersaudara) yang memiliki lampu baca (sementara yang lain hanya
menggunakan lilin sebagai penerang) untuk membaca pada malam hari dan
satu-satunya anak yang diberi sebuah kamar dan perabotan cukup memadai untuk
menunjang keberhasilan sekolahnya. Freud dikenal sebagai seorang pelajar yang
jenius, menguasai 8 (delapan) bahasa dan menyelesaikan sekolah kedokteran pada
usia 30 tahun. Setelah lulus ia memutuskan untuk membuka praktek di bidang
neurologi.
Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang menjadi tonggak
lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul Interpretation
of Dreams yang masih dikenal sampai hari ini. Dalam buku ini Freud
memperkenalkan konsep yang disebut "unconscious mind" (alam
ketidaksadaran). Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga
diantaranya adalah The Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays
on Sexuality (1905), dan Jokes and Their relation to the Unconscious
(1905).
Pada tahun 1902 dia diangkat sebagai profesor di University of Viena dan
saat ini namanya mulai mendunia. Pada tahun 1905 ia mengejutkan dunia dengan
teori perkembangan psikoseksual (Theory of Psychosexual Development)
yang mengatakan bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk
melakukan sesuatu dan bahwa pada masa balita pun anak-anak mengalami
ketertarikan dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teori Freud yang sangat
terkenal adalah:
· The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan
mencoba mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian dari
ibu
· Konsep Id, Ego, dan Superego
· Mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanisms)
Istilah psikoanalisa yang dikemukakan Freud sebenarnya memiliki beberapa
makna yaitu: (1) sebagai sebuah teori kepribadian dan psikopatologi, (2) sebuah
metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan (3) suatu teknik untuk
menginvestigasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan individu yang tidak
disadari oleh individu itu sendiri.
Sejak the Psychoanalytic Society (Perhimpunan Masyarakat
Psikoanalisa) didirikan pada tahun 1906, maka muncul beberapa ahli psikologi
yang dua diantaranya adalah Alfred Adler dan Carl Jung. Pada tahun 1909 Freud
mulai dikenal di seluruh dunia ketika ia melakukan perjalanan ke USA untuk
menyelenggarkan Konferensi International pertama kalinya.
Freud dikenal sebagai seorang perokok berat yang akhirnya menyebabkan dia
terkena kanker pada tahun 1923 dan memaksanya untuk melakukan lebih dari 30
kali operasi selama kurang lebih 16 tahun. Pada tahun 1933, partai Nazy di
Jerman melakukan pembakaran terhadap buku-buku yang ditulis oleh Freud. Dan
ketika Jerman menginvasi Austria tahun 1938, Freud terpaksa melarikan diri ke
Inggris dan akhirnya meninggal di sana setahun kemudian.
4. Alfred Binet (1857 – 1911)
Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukan bagi anak berusia 8 (delapan) maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun.
Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukan bagi anak berusia 8 (delapan) maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun.
Test yang dikembangkan oleh Binet merupakan test intelegensi yang pertama,
meskipun kemudian konsep usia mental mengalami revisi sebanyak dua kali sebelum
dijadikan dasar dalam test IQ. Pada tahun 1914, tiga tahun setelah Binet wafat,
seorang psikolog Jerman, William Stern, mengusulkan bahwa dengan membagi usia
mental anak dengan usia kronological (Chronological Age atau CA), maka
akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang dimaksud "Intelligence
Quotient". Rumus ini kemudian direvisi oleh Lewis Terman, dari Stanford
University, yang mengembangkan test untuk orang-orang Amerika. Lewis mengalikan
formula yang dikembangkan Stern dengan angka 100. Perhitungan statistik inilah
yang kemudian menjadi definisi atau rumus untuk menentukan Intelligensi
seseorang: IQ=MA/CA*100. Test IQ inilah yang dikemudian hari dinamai Stanford-Binet
Intelligence Test yang masih sangat populer sampai dengan hari ini.
5. Emil Kraepelin (1856 – 1926)
Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari
1856 di Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menajdi
dokter di Wurzburg tahun 1878, lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich.
Pada tahun 1882 ia pindah ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt yang pernah
menjadi kawannya semasa mahasiswa. Dari tahun 1903 sampai meninggalnya, ia
menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di Munich dan sekaligus menjadi
direktur klinik tersebut. Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari
gambaran dan klasifikasi penyakit-penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi
dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American
Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi
gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan
penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti. Kraepelin
menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan
yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu
dimentia praecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia praecox merupakan gejala
awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal
sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan
psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal dengan
nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi
di Indonesia pada era tahun 1980an.
6. Alfred Adler (1870 – 1937)
Alfred Adler dilahirkan pada tanggal 7 Pebruari 1870 di Viena (Austria) dan wafat pada tanggal 28 Mei 1937 di Aberdeen (Skotlandia). Ia adalah seorang Yahudi yang lahir dari keluarga yang termasuk dalam status sosial ekonomi kelas menengah pada saat itu. Semasa muda Adler mengalami masa-masa yang sangat sulit. Ketika ia berusia 5 tahun ia terkena penyakit pneumonia (radang paru-paru) yang menurut dokter hampir mustahil untuk disembuhkan. Ketika mendengar kabar tersebut, Adler berjanji jika ia bisa sembuh maka ia akan menjadi dokter dan bertekad untuk memerangi penyakit yang mematikan tersebut. Akhirnya pada tahun 1895, setelah dinyatakan sembuh dari penyakitnya, ia benar-benar mewujudkan tekadnya dan berhasil meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Vienna. Ia akhirnya dikenal sebagai seorang ahli penyakit dalam. Tahun 1898, ia menulis buku pertamanya yang memfokuskan pada pendekatan kemanusiaan dan penyakit dari sudut pandang individu sebagai pribadi bukan membagi-baginya menjadi gejala, insting, atau dorongan-dorongan. Pada tahun 1902, ia mendapat tawaran kerjasama dari Freud untuk bergabung dalam kelompok diskusi untuk membahas masalah psikopatologi. Adler akhirnya ikut bergabung dan kemudian menjadi pengikut setia Freud, namun hubungan tersebut tidak berlangsung lama. Pada tahun 1907, Adler menulis sebuah paper berjudul "Organ Inferiority" yang menjadi pemicu rusaknya hubungan Freud dengan Adler. Dalam tulisan tersebut Adler mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam. Kelemahan-kelemahan organis inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi kelemahan). Adler juga tidak sependapat dengan teori psikoseksual Freud. Pada tahun 1911, Adler meninggalkan kelompok diskusi, bersama dengan delapan orang koleganya, dan mendirikan sekolah sendiri. Sejak itu ia tidak pernah bertemu lagi dengan Freud.
Alfred Adler dilahirkan pada tanggal 7 Pebruari 1870 di Viena (Austria) dan wafat pada tanggal 28 Mei 1937 di Aberdeen (Skotlandia). Ia adalah seorang Yahudi yang lahir dari keluarga yang termasuk dalam status sosial ekonomi kelas menengah pada saat itu. Semasa muda Adler mengalami masa-masa yang sangat sulit. Ketika ia berusia 5 tahun ia terkena penyakit pneumonia (radang paru-paru) yang menurut dokter hampir mustahil untuk disembuhkan. Ketika mendengar kabar tersebut, Adler berjanji jika ia bisa sembuh maka ia akan menjadi dokter dan bertekad untuk memerangi penyakit yang mematikan tersebut. Akhirnya pada tahun 1895, setelah dinyatakan sembuh dari penyakitnya, ia benar-benar mewujudkan tekadnya dan berhasil meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Vienna. Ia akhirnya dikenal sebagai seorang ahli penyakit dalam. Tahun 1898, ia menulis buku pertamanya yang memfokuskan pada pendekatan kemanusiaan dan penyakit dari sudut pandang individu sebagai pribadi bukan membagi-baginya menjadi gejala, insting, atau dorongan-dorongan. Pada tahun 1902, ia mendapat tawaran kerjasama dari Freud untuk bergabung dalam kelompok diskusi untuk membahas masalah psikopatologi. Adler akhirnya ikut bergabung dan kemudian menjadi pengikut setia Freud, namun hubungan tersebut tidak berlangsung lama. Pada tahun 1907, Adler menulis sebuah paper berjudul "Organ Inferiority" yang menjadi pemicu rusaknya hubungan Freud dengan Adler. Dalam tulisan tersebut Adler mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam. Kelemahan-kelemahan organis inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi kelemahan). Adler juga tidak sependapat dengan teori psikoseksual Freud. Pada tahun 1911, Adler meninggalkan kelompok diskusi, bersama dengan delapan orang koleganya, dan mendirikan sekolah sendiri. Sejak itu ia tidak pernah bertemu lagi dengan Freud.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar