About Me
Pages
About this blog
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
About Me
Followers
Sabtu, 10 Maret 2012
Orang Batak makan orang
15.03 | Diposting oleh
11054mcs |
Edit Entri
Aku tertarik dengan kisah orang batak makan orang yang diceritain kak Lisa waktu mata kuliah Psikologi Kepribadian. jadi aku googling mengenai kisah ini.
(Catatan kaki: Sebutan Batak pemakan manusia dan kebiasaan anehnya adalah diberitakan oleh NICOLO DI CONTI, 1449. “Di
bagian tertentu di pulau Sumatra yang disebut Batak, manusianya memakan
daging manusia. Mereka terus menerus berperang dengan tetangganya,
menyediakan tengkorak musuhnya sebagai barang warisan, dianggap sebagai
uang, dan dia dipercaya sebagai orang terkaya yang memelihara sebagian
besar dari mereka dirumahnya.” ODARUS BARBOSA, 1516. “Ada
sebuah kerajaan disebelah selatan, sebagai sumber utama emas, dan pulau
lainnya yang disebut Aru (berbatasan dengan negri Batak) dimana
penduduknya masi pagan, memakan manusia yang mereka sembelih dalam
perang.” DE BARROS, 1563. “Penduduk asli di sebagian
pulau yang berseberangan dengan Malaka, yang disebut Batak, memakan
manusia, dan yang paling biadab dan suka berperang kepada semua penduduk
pulau.” BEAULIEU, 1622. “Penduduk pulau itu adalah
independent, dan berbicara dalam bahasa yang berbeda dengan Melayu.
Mereka adalah pemuja dewa, dan memakan daging manusia; tak pernah
menerima tebusan tawanan, tetapi memakannya dengan bumbu cabe dan garam.
Mereka tak memiliki agama, tetapi mereka punya pemerintahan.” LUDOVICO BARTHEMA, 1505, mengatakan bahwa manusia Jawa adalah kanibal semasa dulunya mereka berhubungan dengan bangsa Cina.)
MOTIF DARI KEBIASAAN INI
Batak memakan manusia adalah sebagai bagian dari suatu upacara;
sebagai sebuah sikap untuk menunjukkan kebencian mereka terhadap
kriminal tertentu dengan sebuah hukuman yang tercela dan memalukan.
Sasaran dari jamuan makanan yang barbar ini adalah tawanan yang diambil
dari peperangan, khususnya yang sudah terluka berat, tubuh yang sudah
terpenggal, dan orang yang dijatuhi hukuman karena criminal berat
tertentu, khususnya perkosaan.
Tawanan yang tidak terluka (tetapi mereka tidak terlalu memberatkan untuk dipelihara)
boleh dimintai tebusan atau dijual sebagai budak kepada orang yang
tidak terlalu bermusuhan; sebagai orang hukuman, ada alasan untuk
mempercayainya, tidak selalu disiksa bila temannya berniat untuk
menebusnya dengan imbalan yang setara dengan duapuluh bincang atau delapan puluh dollar.
Hal memakan daging manusia seperti ini boleh dilakukan oleh ras itu
bila orang yang melanggar membuat perjanjian, tetapi tidak akan dijatuhi
hukuman sebelum rajanya membuat persetujuan terhadap hukumannya. Bila
dia sudah mengakui berat hukuman yang dijatuhkan kepadanya, lalu
mengirim kain untuk menutupi kepala penjahat, bersama dengan sebuah
piring besar (talam) yang berisi garam dan jeruk. Si pelaku kemudian
diserahkan kepada orang yang diserangnya (jika itu adalah kesalahan pribadi, atau dalam hal tawanan dari sebuah peperangan) oleh
siapa dia diikat di kayu pancang, kemudian tombak dilemparkan kepadanya
dari jarak tertentu oleh orang tadi, saudaranya, dan
sahabat-sahabatnya; dan bila terluka parah mereka berlari kearahnya,
seolah seperti sedang dalam nafsu angkara murka, menyayat sepotong dari
bagian tubuhnya dengan pisau, melaburkan potongan daging manusia itu ke
piring besar yang berisi garam, air asam, cabe merah, lalu
membentangkannya diatas api, dan menelan potongan itu dengan nafsu
biadab.
Kadang-kadang seluruh tubuhnya dikerubuti oleh kawanan yang ada disampingnya; sebagai
contoh yang sudah dikenal umum dimana-mana, dengan sikap barbar yang
semakin menjadi-jadi, mereka mengoyak-ngoyak daging dari mayat itu
langsung dengan giginya.
Untuk tingkat kebejatan yang demikian boleh jadi orang
bergeleng-geleng kepala hingga tak satupun agama atau filosofi yang
mampu mencerahkan langkahnya! Semuanya itu dapat disebutkan sebagai
penyederhanaan kengerian upacara yang menyeramkan sehingga tak terlihat
sebagai bentuk hiburan atas penyiksaan sipelaku kejahatan, dengan maksud
untuk mempertinggi atau memperlama rasa sakit menuju kematiannya;
Seluruh kemarahan dan kegeraman tertuju kepada mayat itu, yang masih
membara bila masih terlihat hidup, tetapi sensasi rasa sakit cepat
berlalu.
Ada pemahaman yang berbeda yang muncul berkaitan dengan praktek
memakan tubuh musuhnya yang disembelih dalam perang, tetapi sebagai
imbal-balik keinginan yang memuaskan hati saya yang sudah terpenuhi,
khususnya dalam hal orang-orang terhormat, atau kepada orang-orang yang
menjadi pelengkap bagi perselisihan. Harus diamati bahwa pertunjukan
perbuatan mereka (tepatnya dapat dibandingkan dengan perilaku predator diperbatasan negri kita)
selalu berakhir dengan kehilangan tak lebih dari setengah lusin orang
di kedua belah pihak. Tengkorak korban digantungkan sebagai trophy di
ruang terbuka di depan rumah, dan biasanya dimintai tebusan oleh
saudaranya yang masih hidup dengan sejumlah uang.
Ngeri ya? hehehe. Gak kebayang kalo zaman sekarang praktek makan daging manusia masih diterapkan di suku Batak.
Untungnya zaman sekarang tuh tingkat moral dan keagamaan udah dijunjung tinggi, sehingga kekerasan kayak gitu gak perlu lagi.
Sekian postingan saya kali ini. Tunggu postingan selanjutnya yah :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar